Investasi
Pengertian Investasi
Investasi
adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan
keuangan dan ekonomi, istilah tersebut berkaitan dengan
akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan
mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi disebut juga
sebagai penanaman modal.
Investasi
merupakan salah satu komponen pembentuk pertumbuhan ekonomi. Secara sederhana,
investasi diartikan sebagai pengeluaran barang modal yang diarahkan untuk
menunjang kegiatan produksi atau perluasan produksi (Samuelson dan Nordaus).
Ini menjadikan investasi mempunyai multiplier effect yang luas karena tidak
hanya mendorong sisi produksi, namun juga menstimulasi sisi komsumsi.
Berdasarkan
teori ekonomi, investasi berarti pembelian dan produksi dari modal barang yang
tidak dikonsumsi tetapi digunakan produksi yang akan datang (barang produksi).
Contohnya membangun rel kereta api atau pabrik. Investasi adalah suatu
komponen dari PBD dengan rumus PBD = C + I + G + (X-M). Fungsi investasi
pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti pabrik dan
mesin) dan investasi residential (rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi
pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I= (Y,i) Suatu
pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana
tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat investasi sebagaimana hal
tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika
suatu perusahan lain kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan
untuk mendapatkan bunga.
Dalam beberapa
produk investasi dikenal sebagai efek atau surat berharga. Definisi efek adalah
suatu instrumen bentuk kepemilikan yang dapat dipindah tangankan dalam bentuk
surat berharga, saham atau obligasi, bukti hutang (promissory notes),
bunga atau partisipasi dalam suatu perjanjian kolektif (Rights), garansi untuk
membeli saham pada masa mendatang atau instrument yang dapat diperjualbelikan.
Investasi
dalam bentuk penciptaan nilai tambah ekonomi, akan mendorong pembukaan dan
perluasan lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatan masyarakat, dan kemudian
pada gilirannya akan menstimulasi konsumsi masyarakat dan kemudian memperdalam
pasar domestik. Karena itu komponen investasi seringkali dijadikan patokan
dalam menilai kualitas pertumbuhan ekonomi.
Dalam
kerangka MP3EI, komponen investasi memainkan peran yang sangat stategis
karena kunci utama dalam mendorong pembangunan bidang infrastuktur
konektivitas dan kegiatan ekoniomi dipusat-pusat pertumbuhan.
Pemerintah mendorong investor untuk melakukan penanaman modal pada
koridor-koridor ekonomi dalam MP3EI melalui berbagai insentif fiscal, perbaikan
layanan perijinan investasi, stabilitas makro ekonomi, dan kepastian serta
perlindungan hukum.
Klasifikasi
Investasi
Investasi
dibagi menjadi dua yaitu investasi jangka panjang dan investasi jangka pendek.
Investasi jangka panjang merupakan kelompok aset nonlancar dan investasi jangka
pendek merupakan kelompok investasi lancar.
1. Investasi jangka pendek
Investasi jangka pendek merupakan penanaman modal oleh seseorang
yang jangka waktunya relative pendek. Investasi jangka pendek harus
memenuhi karakteristik sebagai berikut :
·
Dapat segera diperjualkan/dicairkan.
·
Investasi tersebut ditunjukan dalam rangka manajemen
kas, artinya pemerintah dapat menjual
investasi tersebut tanpa timbul kebutuhan kas.
·
Beresiko rendah.
Beberapa bentuk penanaman dalam
investasi pendek antara lain ;
a. Tabungan di bank
Tabungan di bank berarti dengan menyimpan uang di tabungan, maka akan
memperoleh suku bunga tertentu yang besarnya mengikuti kebijakan bank yang
bersangkutan.
- Kelebihan:
·
Nilai nominal yang ditabungkan tidak akan berkurang
nilainya.
·
Mudah di ambil setiap saat.
·
Pemerintah menjamin tabungan hingga 2 milyar.
- Kelemahan:
·
Walaupun aman, produk tabungan hanya memberikan bunga
yang rendah.
·
Biasanya bunga yang diperoleh dari menabung termakan
biaya administrasi perbankan.
b. Deposito
Deposito di bank merupakan suatu produk deposito yang hampir sama dengan
produk tabungan, yang membedakan adalah dalam melakukan deposito tidak bisa
diambil dalam waktu sesuai keinginan, kecuali jika uang tersebut sudah menginap
di bank selama jangka waktu tertentu.
-
Kelebihan:
·
Jumlah nominal yang didepositokan dijamin tidak akan
berkurang.
·
Mendapatkan keuntungan berupa bunga dengan tingkat
yang lebih baik dari tabungan di bank.
-
Kelemahan
·
Likuiditas lebih rendah daripada tabungan
·
Jika diambil sebelum jatuh tempo penyimpanan, pemilik
deposito bisa terkena denda yang dikenal dengan istilah “penalti”.
c. Instrument pasar uang (mini
market instruments)
Produk-produk minimarket fund yang popular di Indonesia adalah sertifikat
bank Indonesia (SBI), refurecase-SBI,overnight interbank, negoatiable, corcertificate
of deposit(NCD).
- Kelebihan
·
Dalam hal produk seperti SBI sangat aman,karena
mendapat jaminan dari pemerintah.
-
Kelemahan
·
Untuk membeli produk-produk tersebut dibutuhkan dana
yang relative besar.
·
Tingkat pengendalian yang dapat diperoleh pada umumnya
lebih besar dari deposito.
2. Investasi
jangka panjang
Investasi jangka panjang merupakan penanaman atau penyertaan sebagian
kekayaan suatu perusahaan yang lain dengan maksud untuk meperoleh pendapatan tetap
dan untuk menguasai atau mengendalikan perusahaan tersebut.
Beberapa bentuk penanaman dalam
investasi jangka panjang antara lain :
a. Saham
Saham ialah kepemilikan atas sebuah perusahaan tersebut. Dengan membeli
saham disuatu tempat, berarti orang yang memiliki saham sama halnya
dengan membeli sebagian perusahaan tersebut. Saham itu juga bisa
dijual kepada pihak lain,baik dengan harga yang lebih tinggi yang selisih
harganya disebut dengan capital gain maupun lebih rendah
daripada kita membelinya yang selisih harganya disebut capital loss.
- Kelebihan
:
·
Saham bisa memberikan keuntungan yang tinggi, diatas
tabungan dan deposito.
·
Pemilik saham bisa mendapatkan laba dari kegiatan
perusahaan yang di sebut dengan “ Deviden” berdasarkan
jumlah kepemilikan saham.
·
Selain itu pemilik saham bisa mendapatkan “Capital
Gain” yakni keuntungan dari selisih harga beli saham dan harga jualnya.
-
Kelemahan :
·
Resiko besar karena harga saham sangat rentan terhadap
perubahan ekonomi.
·
Tidak mendapatkan dividen karena perusahaan bangkrut.
·
Adanya penghentian transaksi untuk perusahaan tertentu
membuat pemegang saham tersebut tidak bisa melakukan jual beli saham.
b. Reksadana
Reksadana yaitu wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
yang dikelola oleh badan hukum yang bernama manajer investasi untuk kemudian
diinvestasikan keaset financial lainnya. Dana ini biasanya disimpan di bank
kustudian.
-
Kelebihan :
·
Pemodal kecil bisa melakukan diversifikasi modal
sehingga bisa memperkecil resiko kerugian.
·
Memudahkan pemodal yang tidak memiliki keahlian atau
keuntungan untuk berivestasi di pasar modal.
·
Pemodal dibantu manajer investasi sehingga pemodal
bisa menghemat waktu.
-
Kelemahan
·
Resiko berkurangnya unit penyertaan (bukti kepesertaan
dalam reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif) jika harga efek saham,
obligasi, dan surat berharga lain turun.
·
Manajer investasi bisa saja mengalami kesulitan
menyediakan uang jika banyak pemodal serentak melakukan penjualan kembali.
·
Resiko wanprestasi jika perusahaan asuransi reksadana
tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai
pertanggungan reksadana.
c. Obligasi
Obligasi
atau sertifikat obligasi ialah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah
maupun perusahaan, baik untuk menambah modal perusahaan ataupun membiayai suatu
proyek pemerintah.
- Kelebihan :
·
Obligasi dapat digunakan sebagai kredit bank dan untuk
membeli instrument aktiva lain.
- Kelemahan
:
·
Tingkat bunga pasar keuangan dengan harga obligasi
mempunyai hubungan negative. Apabila harga obligasi naik maka tingkatan bunga
akan turun dan sebaliknya.
·
Tingkat likuiditas obligasi rendah. Hal ini
dikarenakan pergerakan harga obligasi. Khususnya apabila harga
obligasi menurun.
·
Resiko penarikan. Apabila dalam kontrak perjanjian
obligasi ada persyaratan penarikan obligasi, perusahaan dapat menarik obligasi
sebelum jatuh tempo dengan membayar sejumlah premi.
·
Resiko kecurangan apabila perusahaan penerbit
mempunyai masalah likuiditas dan tidak mampu melunasi kewajibanya ataupun
mengalami kebangkrutan. Maka pemegang obligasi akan menderita kerugian
d. Emas Batangan
Emas merupakan barang yang paling diterima di seluruh dunia setelah mata
uang asing dari Negara-negara G-7 (sebutan bagi 7 negara yang memiliki
perekonomian kuat, seperti Amerika, Jepang, Jerman, Inggris, Itali, Kanada, dan
Perancis). Harga emas akan mengikuti kenaikan nilai mata uang dari
Negara-negara G7.
-
Kelebihan
·
Harga emas cenderung stabil dan naik.
·
Dimanapun akan dijual, nilai emas akan sama.
·
Emas tersedia dari berat satu gram hingga satu
kilogram. Sehingga pemodal kecil juga bisa berinvestasi dalam bentuk emas.
-
Kelemahan
·
Sulit dalam penyimpanan karena bila tidak hati-hati
akan mudah dicuri.
e. Properti
Investasi dalam property yaitu investasi dalam bentuk tanah atau rumah.
-
Kelebihan
v Harga
properti biasanya akan naik seiring inflasi.
-
Kelemahan
v Properti
sangat bergantung pada daya beli masyarakat.
v Pemodal
membutuhkan dana besar untuk berinvestasi diproperti.
f. Barang koleksi
- Kelebihan
·
Barang koleksi tidak akan turun saat terjadi krisis
ekonomi.
·
Nilainya bergantung pada usia, semakin lama semakin
lama semakin mahal.
- Kelemahan
·
Tidak akan mudah mendapatkan pembeli karena sifatnya
sebagai barang khusus.
·
Orang membeli barang koleksi karena menggemari barang
tersebut, bukan karena manfaatnya.
g. Valuta asing
- Kelebihan
·
Modal yang dibutuhkan fleksibel, tergantung kekuatan
financial pemodal.
·
Pemodal bisa melakukan investasi ini secara individu tanpa
harus masuk ke salah satu perusahaan pialang seperti pada investasi saham
·
Jika dibutuhkan mendesak, valuta asing bisa dicairkan
sewaktu-waktu, antara lain melalui “Money Changer”.
-
Kelemahan
·
Resiko membeli mata uang sangat besar, ini karena di Indonesia
mata uang asing sangat fluktuatis nilai tukarnya dan sangat rentan terhadap
kebijakan pemerintah.
h. Asuransi unit
link
Perusahaan asuransi di Indonesia begitu banyak dan sudah menjamur dengan
memasarkan dan memperkenalkan produk-produk unggulannya yang dipadukan dengan
progam investasi dana pensiun.
-
Kelebihan
·
Pemodal bisa menikmati produk asuransi sekaligus
berinvestasi pada reksadana.
·
Unit link akan membantu orang awam yang umumnya
khawatir dengan investasi direksadana tetapi ingin mengembangkan modal.
-
Kelemahan
·
Hasil pengembangan investasi bisa terbatas, pemodal
tidak bisa memantau kinerja manajer investasi karena hubungan pemodal dengan
manajer investasi dilakukan lewat perantaraan perusahaan asuransi.
·
Besar keuntungan dan bunga yang diperoleh tergantung
dari besar kecilnya keuntungan yang diperoleh dari perusahaan asuransi.
Manfaat umum investasi untuk masa
depan investor adalah sebagai berikut.;
a)
Memperoleh jaminan pendapatan tetap
b)
Mendorong gaya hidup hemat
c)
Mencegah adanya jeratan hutang
d)
Menciptakan ekonomi yang baik
Secara umum tujuan investasi memang
mencari keuntungan. Adapun tujuan investasi jangka pendek ialah:
v Memanfaatkan
kelebihan cashflow untuk sementara waktu
v Memperoleh
tambahan dana
Sedangkan tujuan investasi jangka
panjang yaitu ;
1) Untuk memperoleh
pendapatan yang tetap dalam setiap periode, antara lain seperti bunga,
royaliti, deviden, atau uang sewa dan lain-lainya.
2) Untuk
membentuk suatu dana khusus, misalnya dana untuk kepentingan
social.
3) Untuk
mengontrol atau mengendalikan perusahaan lain, melalui kepemilikan sebagian
ekuitas perusahaan tersebut.
4) Untuk
menjamin tersedianya bahan baku dan mendapatkan pasar untuk produk yang
dihasilkan.
5) Untuk
mengurangi persaingan diantara perusahaan-perusahaan yang sejenis.
6) Untuk
menjaga hubungan antar perusahaan.
Berikut ini
adalah tujuan seorang melakukan kegiatan investasi pada umumnya ;
1. Memperoleh
pengasilan atau return dimasa yang akan datang baik dari sector riil maupun sector
financial. Untuk jangka pendek biasanya didapat dari
sector financial, Sedangkan untuk jangka panjang dari sector riil.
2. Mengurangi
atau menekan inflasi.
3. Selain untuk
memperoleh penghasilan, kegiatan investasi ini dapat menekan inflasi, karena
dengan adanya kegiatan investasi uang yang beredar akan dapat dimanfaatkan
untuk kegiatan yang produktif sehingga menekan kegiatan konsumtif.
4. Melindungi
nilai terhadap kekayaan, sebab kekayaan yang tidak diproduktifkan suatu saat
akan berkurang nilainya meski tidak digunakan.
5. Mendorong
adanya penghematan pajak. Ini karena pajak pertambahan nilai yang bisa kita
bayar jika mengkonsumsi sesuatu akan berkurang. Tentu ini akan membuat kita
hemat membayar pajak.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat investasi
Ø Tingkat
pengembalian yang diharapkan (expected rate of return)
Kemampuan perusahaan menentukan tingkat investasi yang diharapkan sangat
dipengaruhi oleh kondisi internal dan external perusahaan.
a.
Kondisi internal perusahaan
Kondisi internal adalah factor-faktor yang berada dibawah control
perusahaan, misalnya tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi yang
digunakan. Ketiga aspek tersebut berhubungan positif dengan tingkat
pengembalian yang diharapkan.
b.
Kondisi external perusahaan
Kondisi eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan
akan investasi terutama adalah perkiraan tentang tingkat produksi dan
pertumbuhan ekonomi domestic maupun internasional.
Selain
pekiraan kondisi ekonomi, kebijakan yang ditempuh pemerintah juga dapat
menentukan tingkat investasi. Kebijakan menaikan pajak, misalnya diperkirakan
akan menurunkan tingkat permintaan akan agregat. Akibatnya tingkat investasi
akan menurun. Factor social politik juga menentukan gairah investasi, juga
social politik makin stabil maka investasi umumnya juga meningkat. Demikian
pula factor keamanan (Kondisi keamanan Negara).
Ø Biaya
investasi
Biaya perolehan suatu investasi mencangkup biaya perolehan lain disamping
harga beli, seperti komisi broker, jasa bank, dan pemungutan oleh bursa efek.
Yang paling menentukan biaya investasi adalah tingkat bunga dan pinjaman, makin
tinggi tingkat bunganya maka biaya investasi makin mahal. Akibatnya minat
berinvestasi semakin menurun. Namun tidak jarang, walaupun tingat bunga
pinjaman rendah permintaan akan investasi tetap rendah. Hal ini disebabkan
biaya total investasi masih tinggi. Factor yang mempengaruhi terutama adalah
masalah kelembagaan.
Ø Marginal
efficiency Of Capital, tingkat bunga, dan marginal efficiency of
investment.
a. Marginal efficiency
of capital (MEC), investasi, dan tingkat bunga yang dimaksud dengan marginal
efficiency of capital (MEC) atau efisiensi modal marginal (EMM) adalah
tingkat pengembalian yang diharapkan dari setiap tambahan barang modal.
b. Marginal
efficiency of capital (MEC) dan marginal efficiency of
investment (MEI)
Sama halnya
dengan kurva permintaan akan investasi, kurva MEC secara nasional secara dapat
diturunkan dengan menjumlahkan secara horizontal kurva-kurva MEC dari
perusahaan-perusahaan yang ada dalam perokonomian, tetapi ada beberapa ekonomi
yang tidak sependapat dengan cara penurunan kurva MEC. Padahal jika permintaan
barang akan modal secara nasional meningkat, logikanya tingkat bunga akan naik.
Akibatnya kenaikan permintaan akan investasi tidak sebesar kurva MEC. Kurva
yang lebih relevan adalah kurva yang marginal efficiency of investment (MEI).
Resiko
Investasi
Resiko
adalah tingkat potensi kerugian yang timbul karena perolehan hasil investasi
yang diharapkan tidak sesuai dengan harapan. Jorion (2000), menyatakan resiko
sebagai volatility dari suatu hasil yang tidak diekspektasi,
secara general nilai dari aset atau kewajiban dari bunga. Resiko juga dapat
didefinisikan sebagai ketidakpastian dan berhubungan dengan fluktuasi kinerja
produk investasi atau kemungkinan turun atau hilangnya dana dari sebuah produk.
Oleh karena
itu, para investor di pasar modal harus dapat menyadari sungguh-sungguh bahwa
secara teoritis setiap investasi yang dilakukan disamping mengharapkan
keuntungan, investor juga harus sadar terdapat kemungkinan risiko atau
kerugian. Selanjutnya perlu juga dipahami oleh para pemodal bahwa terdapat
hubungan kuat dan positif antara tingkat keuntungan (return) yang
diharapkan dengan tingkat resiko (risk). Semua investasi
memiliki resiko, namun dalam skala yang berbeda-beda. Semakin tinggi potensi
keuntungan juga akan diikuti dengan semakin tingginya tingkat resiko dan
sebaliknya semakin rendah potensi keuntungan akan semakin rendah pula
risikonya.
Resiko
merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected
return-ER) dengan tingkat pengembalian aktual (actual return).
Semakin besar tingkat perbedaannya berarti semakin besar pula tingkat
resikonya. Resiko dapat dibedakan menjadi:
1. Risiko
sistematis(systematic risk)
Merupakan resiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan
diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
serentak mempengaruhi harga saham di pasar modal, misalnya perubahan dalam
kondisi perekonomian, iklim politik, peraturan perpajakan, kebijakan
pemerintah, dan lain sebagainya.
2. Risiko tidak
sistematis (unsystematic risk)
Merupakan resiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi,
karena resiko ini hanya ada dalam satu organisasi tertentu. Misalnya faktor
struktur modal, struktur aset, tingkat likuiditas, tingkat keuntungan, dan lain
sebagainya.
Resiko tidak
sistematis diukur dengan varian residu atau abnormal return (ei). Nilai
realitas merupakan nilai yang sudah pasti tidak mengandung kesalahan
pengukuran, sebaliknya sebaliknya nilai ekspektasi merupakan harapan yang belum
terjadi yang masih mengandung ketidakpastian. Perbedaan nilai ekspektasi dengan
nilai realitas yang merupakan kesalahan residu.
Dalam
melaksanakan investasi, investor diharapkan memahami adanya beberapa resiko
antara lain;
1. Resiko
financial
Yaitu resiko yang diterima oleh investor akibat dari ketidakmampuan emiten
saham/ obligasi memenuhi kewajiban pembayaran deviden/ bunga serta pokok
investasi.
2. Resiko pasar
Yaitu resiko akibat menurunnya harga pasar substansial baik keseluruhan
saham maupun saham tertentu akibat perubahan tingkat inflasi ekonomi, keuangan
negara, perubahan manajemen perusahaan, atau kebijakan pemerintah.
3. Resiko
psikologis
Yaitu resiko bagi investor yang bertindak secara emosional dalam menghadapi
perubahan harga saham berdasarkan optimism dan pesimisme yang dapat
mengakibatkan kenaikan dan penurunan harga saham.
4. Resiko
likuiditas
Resiko ini berkaitan dengan kemampuan saham yang bersangkutan untuk
dapat segera diperjualbelikan tanpa mengalami kerugian yang berarti.
5. Resiko
tingkat bunga
Merupakan risiko yang timbul akibat perubahan tingkat bunga yang berlaku
dipasar, biasanya risiko ini berjalan berlawanan dengan harga-harga instrument
pasar modal.
6. Risiko mata
uang
Merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan nilai tukar mata
uang domestic (misalnya rupiah) terhadap mata uang negara lain (misalnya
dolar).
7. Risiko daya
beli
Merupakan
resiko yang timbul akibat pengaruh perubahan tingkat inflasi. Perubahan ini
akan menyebabkan berkurangnya daya beli uang yang diinvestasikan maupun bunga
yang diperoleh dari investasi, sehingga nilai riil pendapatan menjadi lebih
kecil.
Tantangan dan Kendala yang di hadapi
Tantangan yang dihadapi dalam berinvestasi antara lain
:
1)
Belum
optimalnya pelaksanaan harmonisasi pusat dan daerah.
2)
Kualitas
infrastruktur yang kurang memadai.
3)
Masih
cukup panjangnya perizinan investasi sehingga masih tingginya biaya perizinan
investasi dibandingkan dengan negara-negara kompetitir.
4)
Belum
tercukupinya pasokan energi yang dibutuhkan untuk kegiatan industri.
5)
Masih
cukup banyak peraturan daerah yang menghambat iklim investasi.
6)
Masih
terkonsentrasinya sebaran investasi di pulau jawa, dan belum optimalnya pelaksanaan
alih teknologi.
Kendala dalam melakukan investasi antara lain:
Ø Minimnya
pengalaman
Jika ingin melakukan investasi sendiri namun
belum punya pengalaman yang mumpuni sebaiknya mencari pengalaman terlebih
dahulu dengan menjadi karyawan pada pengusaha yang bergerak di bidang
investasi. Disana Anda akan mendapatkan pengalaman mulai dari hal terkecil.
Tadinya hal yang tidak dimegerti menjadi mudah dipahami dan yang belum pernah
dilakukan menjadi terbiasa. Sebaiknya mencari pengalaman tidak hanya satu
tempat saja, usahakan lebih. Dirasa cukup berpengalaman Anda bisa berinvestasi
dengan tangan sendiri. Pengalaman lainnya bisa dicari saat menjalankan bisnis
investasi. Pelajari seluk beluk mengenai investasi yang ingin dijalankan. Paham
ilmu dasar dan pengalaman yang dimiliki cukup untuk berinvestasi.
Ø Tidak memiliki modal yang cukup
Modal memang selalu menjadi masalah utama. Modal bisa dicari dengan
berbagai cara. Pertama Anda bisa mengumpulkan modal sendiri dengan uang hasil
jerih payah selama bekerja. Kedua bisa meminjam pada teman atau keluarga.
Dengan mereka Anda tidak perlu membayar bunga. Ketiga meminjam pada bank,
pastinya dipenuhi bunga untuk membayarnya. Keempat meminjam pada lembaga
pemerintah yang memiliki bunga sedikit. Bisnis Anda juga akan dipantau oleh
pihak lembaga.
Ø Proses yang sulit
Proses investasi memang sulit, banyak hal yang harus dilalui satu demi
satu. Apalagi jika Anda bergerak pada investasi jangka panjang. Dibutuhkan
kesabaran dan kedisiplinan untuk sukses. Meski harus melalui proses yang lama
namun investasi ini sangat menjanjikan. Salah satu proses yang paling sulit
adalah perizinan untuk berinvestasi. Saat ini pemerintah belum menemukan cara
yang mudah untuk mempermudah perizinan. Banyak dari mereka yang terhambat pada
proses ini. Jika tidak memiliki izin bisa dikenai denda dan sanksi.
Banyak zaman sekarang orang yang tertipu karena investasi bodong atau
menipu. Fungsi dari surat perizinan resmi untuk menghindari investasi Anda
dianggap ilegal. Turunnya nilai investasi sangat berpegaruh dalam pengembalian
modal. Tidak ada yang tahu pasti kapan nilai investasi akan naik atau merosot
tajam. Anda tidak bisa terus menerus mendapat kenuntungan, sesekali harus rugi.
Karena dengan begitu pengalaman yang didapatkan akan bertambah. Ingat semua
untung rugi adalah bagian dari investasi.
Terkadang investasi gampang-gampang susah untuk dijual. Sulit atau mudahnya
dipengaruhi oleh lingkungan dan perkembangan perekonomian dunia. Contohnya
berinvestasi dalam dollar. Untuk saat ini dollar memang sedang meroket. Tapi
ketika ada krisis moneter di Amerika, tentunya akan berimbas dengan harga
dollar yang akan turun drastis. Bentuk lain dari investasi adalah investasi
tanah. Harga tanah setiap tahun selalu naik dan pastinya setiap orang
membutuhkan tanah untuk membangun rumah atau gedung.
Ø Menguntungkan, tapi tidak sesuai minat
Ini juga salah satu hambatan yaitu saat Anda melihat peluang investasi
sangat menguntungkan namun tidak mempunyai minat untuk mengembangkannya. Hal
ini sering terjadi pada banyak orang. Mungkin karena tidak berpengalaman
tentang investasi yang menguntungkan tersebut sehingga tidak berminat. Atau
bisa saja saat Anda menjalankan investasi lain dan investasi yang menguntungkan
tersebut sedang mengalami trend. Tentunya lebih baik fokus pada investasi yang
telah dijalankan. Sebenarnya ini adalah kesempatan besar bagi Anda untuk
memanfaatkannya.
Kalau investasi tersebut menguntungkan dan tepat sasaran untuk berinvestasi
mengapa tidak? Bukankah dari setiap investasi salah satunya yang dicari adalah
keuntungan? Tentunya dengan proses yang jujur dan bersih. Jika ingin mendapat
keuntungan tentunya harus mengalahkan minat. Sebaliknya, jika ingin sesuai
minat, harus mengalahkan keuntungan. Menjalankan investasi tanpa minat
seharusnya tidak menjadi masalah sepanjang keuntungan yang dijanjikan memang
besar. Memanfaatkan situasi dengan bijak apa salahnya? Antara minat dan tidak
minat nantinya bisa dibangun. Awalnya Anda tidak berminat namun setelah
menjalankan dan menikmati hasilnya pastinya akan sangat berminat sekali.
Ø Perusahaan
tidak begitu jelas
Perusahan tidak memiliki tujuan yang jelas untuk apa investasi tersebut
dilakukan. Kemana arah perusahaan akan menuju sangat tidak jelas dan tidak
memiliki semangat serta mimpi untuk diwujudkan. Kebanyakan perusahan memiliki
mimpi yang tidak realistis sama sekali. Banyak wacana namun sulit untuk
bertindak dengan jelas. Perusahaan mudah putus asa ketika mengalami masalah.
Stimulus dari Pemerintahan
Meski sejumlah lembaga internasional meramal
perekonomian negara-negara berkembang menghadapi tantangan perlambatan tahun
ini, optimisme masih melingkupi perekonomian Indonesia. Bank Indonesia
memprediksi ekonomi tahun ini bisa tumbuh 5,2 persen, yang berarti lebih tinggi
dari perkiraan pencapaian tahun lalu sebesart 4,75 persen.
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan,
pembalikan pertumbuhan ekonomi ke arah yang lebih baik sudah terjadi sejak
kuartal III tahun lalu. Setelah ekonomi pada dua kuartal sebelumnya tumbuh
masing-masing 4,7 persen dan 4,67 persen, di kuartal III mampu bangkit menjadi
4,73 persen. Bahkan, pada kuartal IV-2015, dia memperkirakan pertumbuhan
ekonomi bisa mencapai 4,9 persen.
Pertama, kebijakan pemerintah meluncurkan stimulus
fiskal dengan anggaran yang lebih produktif. Kedua, reformasi struktural dengan
menghilangkan subsidi harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Ketiga, kebijakan
makroprudensial Bank Indonesia, seperti pelonggaran perhitungan Giro Wajib
Minimum-rasio tabungan terhadap pinjaman atau Loan to Deposit Ratio (GWM-LDR).
Keempat, kebijakan moneter oleh BI dengan menurunkan
suku bunga acuan. Pada medio bulan ini, bank sentral telah menurunkan bunga
acuan BI rate sebesar 25 basis poin menjadi 7,25 persen. “Keempat stimulus ini
mendorong ekonomi tumbuh. Memang jangan diharapkan akan terus langsung
melonjak,” ujar Perry.
Meski begitu, ia menyatakan masih bakal ada tekanan
dari global terhadap ekonomi Indonesia. Salah satunya adalah perlambatan
ekonomi Cina. Namun, Perry yakin pemerintah Cina tidak akan membiarkan mata
uangnya melemah lebih dalam dan akan mengarahkan ekonominya pada stabilitas.
Di sisi lain, Indonesia bisa memanfaatkan perubahan
arah ekonomi Cina dari investasi menjadi konsumsi. Caranya dengan menarik
investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) yang ingin
mengalihkan basis produksinya dari Cina. “Jadi, kami (pemerintah) dorong
pembangunan infrastruktur, membuat deregulasi semuanya untuk mendorong
investasi masuk,” kata Perry.
Dari sisi suku bunga Amerika Serikat (AS) alias Fed
Rate, dia memperkirakan tidak akan naik signifikan dalam tahun ini. Pelaku
pasar menaksir bank sentral AS hanya akan menaikan Fed Rate sebanyak dua kali
pada Maret dan Juni mendatang. Kenaikannya masing-masing sebesar 25 basis poin.
Kondisi
Pasar Saham dan Mata Uang di Indonesia
Ø Tahun 2011
Dampak
kondisi perekonomian global saat ini memang sangat terasa pada pasar saham
Indonesia. Tingginya sentimen global terhadap bursa saham menyebabkan banyak
investor yang menjual sahamnya.
Pengamat perekonomian, Tony Prasetiantono, kepada Tempo, Selasa, 27 September 2011 kemarin, mengatakan dampak terhadap pasar saham Indonesia saat ini hampir sama seperti yang terjadi pada saat krisis ekonomi global pada 2008. "Kepanikan menyebabkan IHSG turun. Hal itu karena investor asing melepas saham lalu menukar mata uang rupiah dengan dolar Amerika Serikat," kata Tony.
Berbeda dengan 2008, menurut dia, kondisi perekonomian Indonesia saat ini jauh lebih baik. Posisi cadangan devisa negara saat ini mencapai US$ 122 miliar. Ini dua kali lipat lebih besar dibandingkan cadangan devisa negara pada 2008 sekitar US$ 60 miliar. "Jadi, posisi saat ini lebih kuat," katanya.
Ditambah lagi, ujar Tony, mata uang rupiah jauh lebih kuat dibandingkan 2008 lalu. Nilai tukar rupiah pada hari ini berada pada level Rp 8.915 per dolar Amerika Serikat. Ini menguat setelah pada Senin lalu berada pada level Rp 8.975.
Selain itu, dia mengatakan harga komoditas primer yang tinggi juga menjadi faktor yang dapat menyelamatkan Indonesia dari krisis. "Seperti saat 2008 lalu," katanya.
Kondisi perekonomian 2008 dan 2011, kata dia, jauh lebih baik dibandingkan dengan krisis moneter yang menimpa Indonesia pada 1998 lalu. Saat itu, jelasnya, cadangan devisa negara hanya sebesar US$ 20 miliar.
Rasio utang pemerintah dibagi PDB pun sekitar 100 persen, padahal saat ini hanya sekitar 26 persen. Saat itu, Amerika Serikat dan Yunani juga terkena krisis. "Rasio utang pemerintah Amerika Serikat mencapai 102 persen dan Yunani 137 persen."
Meski seperti itu, dia yakin Indonesia kali ini akan selamat dari krisis. Apalagi melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cemerlang di tahun ini.
Pengamat perekonomian, Tony Prasetiantono, kepada Tempo, Selasa, 27 September 2011 kemarin, mengatakan dampak terhadap pasar saham Indonesia saat ini hampir sama seperti yang terjadi pada saat krisis ekonomi global pada 2008. "Kepanikan menyebabkan IHSG turun. Hal itu karena investor asing melepas saham lalu menukar mata uang rupiah dengan dolar Amerika Serikat," kata Tony.
Berbeda dengan 2008, menurut dia, kondisi perekonomian Indonesia saat ini jauh lebih baik. Posisi cadangan devisa negara saat ini mencapai US$ 122 miliar. Ini dua kali lipat lebih besar dibandingkan cadangan devisa negara pada 2008 sekitar US$ 60 miliar. "Jadi, posisi saat ini lebih kuat," katanya.
Ditambah lagi, ujar Tony, mata uang rupiah jauh lebih kuat dibandingkan 2008 lalu. Nilai tukar rupiah pada hari ini berada pada level Rp 8.915 per dolar Amerika Serikat. Ini menguat setelah pada Senin lalu berada pada level Rp 8.975.
Selain itu, dia mengatakan harga komoditas primer yang tinggi juga menjadi faktor yang dapat menyelamatkan Indonesia dari krisis. "Seperti saat 2008 lalu," katanya.
Kondisi perekonomian 2008 dan 2011, kata dia, jauh lebih baik dibandingkan dengan krisis moneter yang menimpa Indonesia pada 1998 lalu. Saat itu, jelasnya, cadangan devisa negara hanya sebesar US$ 20 miliar.
Rasio utang pemerintah dibagi PDB pun sekitar 100 persen, padahal saat ini hanya sekitar 26 persen. Saat itu, Amerika Serikat dan Yunani juga terkena krisis. "Rasio utang pemerintah Amerika Serikat mencapai 102 persen dan Yunani 137 persen."
Meski seperti itu, dia yakin Indonesia kali ini akan selamat dari krisis. Apalagi melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cemerlang di tahun ini.
Ø Tahun 2012
Masuknya peringkat utang Indonesia dalam investment gradememang
menjadi kabar yang menggembirakan dalam menutup tahun 2011. Kondisi tersebut
pun disambut gembira oleh Presiden SBY yang mengharapkan kenaikan peringkat
utang tersebut merupakan suatu peluang emas yang tidak boleh disia-siakan.
Akan tetapi di samping kabar baik tersebut juga tak dapat dipungkiri bahwa di tahun 2012 masih akan terus berhadapan dengan yang namanya krisis global tak terkecuali Indonesia yang mendapatkan prediksi tersendiri dari Presiden SBY. Sekilas menengok ke belakang, dalam pidatonya sebelum acara penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) tahun Anggaran 2012 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (20/12) yang dikutip oleh Vibiznews, Presiden SBY menyampaikan bahwa kemungkinan pada 2012 Indonesia akan merasakan krisis global yang kedua.
Namun demikian dengan kondisi fundamental yang baik, Indonesia diharapkan akan mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5% dengan tingkat inflasi rendah 4,3%. Sedangkan cadangan devisa tinggi US$110,1 miliar dan BI rate rendah 6% pada tahun 2012. Oleh karena itu, di tengah kekhawatiran akan adanya krisis global pada tahun ini beruntung bagi Indonesia dikarenakan termasuk negara yang tetap dipandang oleh negara-negara lainnya sebagai tempat paling menarik untuk berinvestasi.
Hal ini paling tidak dapat dilihat dari target pertumbuhan ekonomi global yang akan dicapai oleh Indonesia pada tahun 2012 sebesar 6,6% berdasarkan data yang dikutip Vibiznews dari Bloomberg&Asia Pacific per September 2011 dimana pada tahun 2011 berhasil mencapai 6,5%. Melihat berbagai kondisi positif tersebut, tak mengherankan jika Indonesia masih aman dari guncangan krisis global tahun ini sekalipun sikap kewaspadaan para pelaku ekonomi maupun pasar modal tetap harus dilakukan untuk menjaga segala kemungkinan yang masih bisa terjadi kapan saja.
Akan tetapi di samping kabar baik tersebut juga tak dapat dipungkiri bahwa di tahun 2012 masih akan terus berhadapan dengan yang namanya krisis global tak terkecuali Indonesia yang mendapatkan prediksi tersendiri dari Presiden SBY. Sekilas menengok ke belakang, dalam pidatonya sebelum acara penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) tahun Anggaran 2012 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (20/12) yang dikutip oleh Vibiznews, Presiden SBY menyampaikan bahwa kemungkinan pada 2012 Indonesia akan merasakan krisis global yang kedua.
Namun demikian dengan kondisi fundamental yang baik, Indonesia diharapkan akan mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5% dengan tingkat inflasi rendah 4,3%. Sedangkan cadangan devisa tinggi US$110,1 miliar dan BI rate rendah 6% pada tahun 2012. Oleh karena itu, di tengah kekhawatiran akan adanya krisis global pada tahun ini beruntung bagi Indonesia dikarenakan termasuk negara yang tetap dipandang oleh negara-negara lainnya sebagai tempat paling menarik untuk berinvestasi.
Hal ini paling tidak dapat dilihat dari target pertumbuhan ekonomi global yang akan dicapai oleh Indonesia pada tahun 2012 sebesar 6,6% berdasarkan data yang dikutip Vibiznews dari Bloomberg&Asia Pacific per September 2011 dimana pada tahun 2011 berhasil mencapai 6,5%. Melihat berbagai kondisi positif tersebut, tak mengherankan jika Indonesia masih aman dari guncangan krisis global tahun ini sekalipun sikap kewaspadaan para pelaku ekonomi maupun pasar modal tetap harus dilakukan untuk menjaga segala kemungkinan yang masih bisa terjadi kapan saja.
Ø Tahun 2013
Ketidakstabilan
pergerakan pasar modal di Bursa Efek Indonesia yang terjadi akibat kurang
kondusifnya pasar global, ternyata menghadirkan beberapa fakta berbeda dalam
lima tahun terakhir.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan, Nurhaida menyatakan, sejak tahun 2009 sampai 2013 pertumbuhan pasar modal nasional menunjukan gerak grafik yang naik. Pertumbuhan tersebut, tuturnya, bertumbuh dua kali lipat hingga akhir tahun 2013 ini.
"Sejak 2009 sampai 2013 tercatat kapitalisasi pasar saham di BEI menunjukan kenaikan yang konsisten. Per November ini pergerakan besaran kapitalisasi di BEI bergerak naik dari angka 4.126,99 ke 4.360,34," tuturnya dalam Citi Securities and Fund Services, Annual Capital Market Outlook 2014 di Le Meridien Hotel, Jakarta, Senin (18/11).
Dia memaparkan, nilai rata-rata harian perdagangan saham di PT. BEI dalam lima tahun terakhir juga menunjukan grafik meningkat, walaupun sempat menurun di tahun 2012. Per November 2013 rata-rata harian perdagangan saham mencapai angka 6.490,60. Angka ini bertolak dari posisi 4.537,05 di tahun 2012 yang turun dari angka 4.953,20 di tahun 2011.
"Perkembangan IHSG juga menunjukan pergerakan yang sama. Di tahun 2009 IHSG berada pada posisi 2.534,36. Angka itu mengalami peningkatan hingga hampir dua kali lipat pada angka 4.432,59 di November 2013 ini," lanjutnya. (MSR)
Ø Tahun 2014
Melihat keadaan sekarang,
pasar modal Indonesia masih melemah akibat banyak dipengaruhi oleh keadaan
politik global dan keadaan politik dalam negeri. Hingga saat ini, para investor
diperkirakan masih menunggu dan melihat bagaimana keadaan politik di Indonesia.
Mega Dewi, Branch Manager Danakersa Securitas Surabaya pada Radio Suara Surabaya, Jumat (8/8/2014), mengatakan, meningkatnya risiko perang di Rusia, kemudian mulai memanasnya kondisi di Irak, membuat para investor asing semakin berhati-hati, apalagi ditambah keadaan politik Indonesia yang saat ini masih dalam proses sidang gugatan Pilpres 2014.
"Memang kalau dilihat dari seminggu terakhir, memang bursa kita lebih cenderung melemah, kondisi seperti ini memang banyak diwarnai karena berita-berita mengenai isu politik, juga meningkatnya risiko perang Rusia dengan Ukraina," katanya.
Selain terpengaruh oleh keadaan politik, menurut Mega, keluarnya laporan pertumbuhan ekonomi Indonesia semester pertama 2014 yang hasilnya sedikit melemah dibanding periode sebelumnya, juga turut berpengaruh besar atas melemahnya pasar bursa saham Indonesia.
"Selain dari nglobal, diwarnai pula keluarnya laporan pertumbuhan ekonomi Indonesia semester pertama 2014 yang hasilnya sedikit melemah dibanding periode sebelumnya, ditambah lagi adanya sidang MK soal gugatan pilpres 2014 yang sampai saat ini masih berlangsung," tambahnya.
Namun, Mega menambahkan, untuk sekarang ini masih ada beberapa saham yang masih mengalami kenaikan, ini terjadi pada saham sektor perbankan, misalnya pada bank BCA. Walaupun kenaikannya tidak terlalu besar, perusahaan besar yang ternama masih aktif bermain di pasar modal dan terus mengalami kenaikan, karena mereka tidak terpengaruh dengan situasi ekonomi dan politik.
Sekadar diketahui, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore melemah 20 poin menjadi Rp11.770 dibanding sebelumnya Rp11.750 per dolar AS.(nif/ipg)
Mega Dewi, Branch Manager Danakersa Securitas Surabaya pada Radio Suara Surabaya, Jumat (8/8/2014), mengatakan, meningkatnya risiko perang di Rusia, kemudian mulai memanasnya kondisi di Irak, membuat para investor asing semakin berhati-hati, apalagi ditambah keadaan politik Indonesia yang saat ini masih dalam proses sidang gugatan Pilpres 2014.
"Memang kalau dilihat dari seminggu terakhir, memang bursa kita lebih cenderung melemah, kondisi seperti ini memang banyak diwarnai karena berita-berita mengenai isu politik, juga meningkatnya risiko perang Rusia dengan Ukraina," katanya.
Selain terpengaruh oleh keadaan politik, menurut Mega, keluarnya laporan pertumbuhan ekonomi Indonesia semester pertama 2014 yang hasilnya sedikit melemah dibanding periode sebelumnya, juga turut berpengaruh besar atas melemahnya pasar bursa saham Indonesia.
"Selain dari nglobal, diwarnai pula keluarnya laporan pertumbuhan ekonomi Indonesia semester pertama 2014 yang hasilnya sedikit melemah dibanding periode sebelumnya, ditambah lagi adanya sidang MK soal gugatan pilpres 2014 yang sampai saat ini masih berlangsung," tambahnya.
Namun, Mega menambahkan, untuk sekarang ini masih ada beberapa saham yang masih mengalami kenaikan, ini terjadi pada saham sektor perbankan, misalnya pada bank BCA. Walaupun kenaikannya tidak terlalu besar, perusahaan besar yang ternama masih aktif bermain di pasar modal dan terus mengalami kenaikan, karena mereka tidak terpengaruh dengan situasi ekonomi dan politik.
Sekadar diketahui, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore melemah 20 poin menjadi Rp11.770 dibanding sebelumnya Rp11.750 per dolar AS.(nif/ipg)
Ø Tahun 2015
Kondisi perekonomian Indonesia yang
sedang lesu dengan ditandai menurunnya harga saham justru menjadi saat yang
tepat untuk berinvestasi di pasar modal, kata pejabat Kepala Kantor Bursa Efek
Indonesia Sumatera Selatan Early Saputra.
"Saat ini justru sangat tepat untuk berinvestasi di pasar modal, baik bagi kalangan pemula atau orang yang sudah memiliki akun (investor) karena kemampuan keuangan suatu perusahaan akan terlihat dengan jelas di saat kondisi ekonomi memburuk," kata Early di Palembang, Minggu.
Ia mengemukakan jika ada perusahaan yang tetap bertahan atau harga sahamnya justru naik maka sejatinya perusahaan itu benar-benar sehat.
"Jadi saat seperti ini, investor pasar modal mendapatkan informasi yang lebih akurat lagi, tidak sebatas membaca laporan keuangan dan profil perusahaan tapi dapat langsung mengamati dari pergerakan harga sahamnya," kata dia.
Ia mengemukakan, cara berinvestasi seperti ini diterapkan Warren Buffet yang menjadi salah satu investor pasar modal tersukses di Amerika Serikat yang pernah tercatat sebagai pengusaha terkaya di negara adidaya tersebut.
"Warren berkata, saat terbaik berinvestasi ketika ada darah di jalan (demontrasi, kerusuhan). Karena saat itu, saham jatuh sehingga sangat murah sekali, nanti setelah sepuluh tahun barulah menjadi kaya raya," kata dia.
Namun, mengedukasi masyarakat untuk berinvestasi dengan cara cedas ala Warren ini bukan perkara mudah mengingat ketika situasi krisis justru membuat masyarakat takut berinvestasi.
"Pengaruh psikologisnya besar sekali sehingga masyarakat lebih suka menyimpan uang dan pengusaha akan memilih wait and see begitulah yang lumrah terjadi," ujar dia.
Menurutnya, kondisi itu terlihat jelas pada saat ini karena terjadi penurunan transaksi pasar modal untuk investor asal Sumsel yang berjumlah total 6.000-9.000 orang.
"Pada 27 Agustus tercatat nilai transaksi mencapai sekitar Rp32 miliar, pada pada 29 Agustus berada dikisaran Rp30 miliar. Artinya, sudah ada gejolak meski belum begitu besar, ke depan BEI akan lebih gencar lagi mengedukasi masyarakat mengenai cara cedas berinvestasi di pasar modal," kata dia.
Bursa Efek Indonesia membuka kantor perwakilan di Palembang sejak awal Agustus 2015 untuk meningkatkan penetrasi pasar modal di daerah luar Jakarta.
Pada tahun ini, BEI menargetkan penambahan jumlah investor menjadi 10.000 pemilik akun.
"Saat ini justru sangat tepat untuk berinvestasi di pasar modal, baik bagi kalangan pemula atau orang yang sudah memiliki akun (investor) karena kemampuan keuangan suatu perusahaan akan terlihat dengan jelas di saat kondisi ekonomi memburuk," kata Early di Palembang, Minggu.
Ia mengemukakan jika ada perusahaan yang tetap bertahan atau harga sahamnya justru naik maka sejatinya perusahaan itu benar-benar sehat.
"Jadi saat seperti ini, investor pasar modal mendapatkan informasi yang lebih akurat lagi, tidak sebatas membaca laporan keuangan dan profil perusahaan tapi dapat langsung mengamati dari pergerakan harga sahamnya," kata dia.
Ia mengemukakan, cara berinvestasi seperti ini diterapkan Warren Buffet yang menjadi salah satu investor pasar modal tersukses di Amerika Serikat yang pernah tercatat sebagai pengusaha terkaya di negara adidaya tersebut.
"Warren berkata, saat terbaik berinvestasi ketika ada darah di jalan (demontrasi, kerusuhan). Karena saat itu, saham jatuh sehingga sangat murah sekali, nanti setelah sepuluh tahun barulah menjadi kaya raya," kata dia.
Namun, mengedukasi masyarakat untuk berinvestasi dengan cara cedas ala Warren ini bukan perkara mudah mengingat ketika situasi krisis justru membuat masyarakat takut berinvestasi.
"Pengaruh psikologisnya besar sekali sehingga masyarakat lebih suka menyimpan uang dan pengusaha akan memilih wait and see begitulah yang lumrah terjadi," ujar dia.
Menurutnya, kondisi itu terlihat jelas pada saat ini karena terjadi penurunan transaksi pasar modal untuk investor asal Sumsel yang berjumlah total 6.000-9.000 orang.
"Pada 27 Agustus tercatat nilai transaksi mencapai sekitar Rp32 miliar, pada pada 29 Agustus berada dikisaran Rp30 miliar. Artinya, sudah ada gejolak meski belum begitu besar, ke depan BEI akan lebih gencar lagi mengedukasi masyarakat mengenai cara cedas berinvestasi di pasar modal," kata dia.
Bursa Efek Indonesia membuka kantor perwakilan di Palembang sejak awal Agustus 2015 untuk meningkatkan penetrasi pasar modal di daerah luar Jakarta.
Pada tahun ini, BEI menargetkan penambahan jumlah investor menjadi 10.000 pemilik akun.
Alasan
Terjadinya & Dampak dari Perlambatan Ekonomi Dunia
a. Pertumbuhan Ekonomi
Efek perlambatan krisis global
rupanya masih ikut membayangi melambatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Berdasarkan data yang di-release oleh BPS menunjukkan bahwa pada kuartal
II tahun 2015 ini angka pertumbuhan ekonomi tidak menunjukkan kinerja yang
memuaskan yaitu hanya mampu mencapai level 4.67% (yoy). Angka ini lebih rendah
dari pencapaian kuartal sebelumnya yaitu 4.72% dan di bawah angka pertumbuhan
ekonomi periode yang sama tahun 2014 yang mencapai 5.03%.
Stagnansi yang melanda negara-negara
yang menjadi mitra dagang Indonesia menjadi salah satu faktor yang turut
mempengaruhi perlambatan tersebut. Perlambatan ekonomi yang terjadi di Tiongkok
berpengaruh signifikan terhadap perekonomian Indonesia, apalagi pada saat ini
Indonesia sedang hangat-hangatnya menjalin kerjasama dengan Negeri Tirai Bambu
tersebut.
Perlambatan ekonomi di Tiongkok
berdampak pada sektor riilnya sehingga membawa dampak terhadap turunnya harga
komoditas di pasar internasional. Selain itu, gejolak yang terjadi di pasar
keuangan akibat ketidakpastian paket kebijakan The Fed yang akan dikeluarkan
selanjutnya.
Turunnya angka pengangguran di AS
secara signifikan mengurangi ekspektasi terhadap kenaikan suku bunga yang akan
diumumkan bulan September. Kondisi ini masih ditambah dengan efek tidak
langsung resminya Yunani dinyatakan sebagai negara yang bangkrut.
Angka pertumbuhan ekonomi dari sisi
produksi pada kuartal II ini ditopang oleh pertumbuhan yang terjadi di sektor
jasa. Masih rendahnya harga minyak juga menjadi faktor koreksi yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dari sektor pertambangan dan penggalian.
Sedangkan dari sisi pengeluaran,
karakter masyarakat Indonesia yang cenderung konsumtif mendorong konsumsi RT
menjadi faktor penopang pertumbuhan yang paling tinggi jika dibandingkan dengan
komponen lainnya.
Meskipun demikian melambat, akan
tetapi jika dibandingkan dengan negara-negara lain seperti AS, Tiongkok, dan
Singapura yang cenderung stagnan dan mengalami penurunan pertumbuhan,
perekonomian Indonesia sebenarnya masih menunjukkan kinerja menuju ke arah yang
semakin baik.
Ekspansi fiskal melalui pengeluaran
pemerintah diharapkan semakin meningkat pada periode selanjutnya sehingga
diharapkan dapat menjadi stimulus positif untuk menggerakan perekonomian.
Hasil proyeksi dari RPM FEB UI dalam
RPM FEB UI Economic Forecast menunjukkan bahwa pertumbuhan GDP pada kuartal III
dan IV tahun 2015 akan meningkat dari dua kuartal sebelumnya (lihat Gambar 1).
Pertumbuhan GDP pada kwartal III dan IV diprediksikan dapat mencapai angka 5.09
% dan 5.29 %.
Hal ini seiring dengan prediksi
serapan APBN yang semakin membaik serta perbaikan pada level permintaan
masyarakat jelang akhir tahun. Sehingga di tahun 2015 ini, pertumbuhan ekonomi
secara keseluruhan diperkirakan akan mencapai angka 4.93%
b. Pergerakan Nilai Tukar dan IHSG
Salah satu indikator makroekonomi
yang menjadi perhatian dan menimbulkan kekhawatiran banyak pihak adalah
pergerekan Rupiah yang terus mengalami tekanan. Badai yang menghantam nilai
tukar Rupiah terhadap Dolar diprediksikan masih akan terus berlangsung seiring
kondisi global yang belum pulih dan perhatian dunia terhadap perkembangan
perekonomian AS.
Menurut data dari Bank Indonesia
dalam 3 bulan terakhir ini, rupiah telah mengalami depresiasi sebesar 2.47% ( q
to q). Dengan semakin terbukanya perekonomian Indonesia maka akan semakin
rentan terhadap gejolak eksternal khususnya dalam pergerakan nilai tukar.
Tekanan terhadap rupiah juga
merupakan imbas dari sikap investor yang mulai berjaga-jaga untuk
mengantisipasi rencana kenaikan suku bunga The Fed. Kebijakan Tiongkok untuk
melakukan devaluasi terhadap yuan menimbulkan reaksi secara global sehingga
menyebabkan hampir semua mata uang mengalami depresiasi.
Akan tetapi jika diamati, rupiah
mengalami pekembangan yang cukup dalam dan dapat dikatakan bahwa kondisinya
saat ini berada di bawah nilai fundamentalnya atau undervalue. Dari sisi
domestik, tekanan lebih banyak disebabkan oleh naiknya permintaan di pasar
valas sebagai akibat mulai jatuh temponya pembayaran utang dan pembayaran
deviden.
Pemerintah melalui Bank Indonesia
terus berusaha menjaga kestabilan nilai tukar rupiah diantaranya dengan tetap
menjaga tingkat suku bunga acuan sebesar 7.5%. Jelang akhir bulan September
rupiah ditutup menguat pada level Rp14.653/Dolar AS dan menguat sebesar 0.26%
dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya.
Mulai menghijaunya bursa saham di
Wall Street membawa dampak positif terhadap pasar bursa Asia berupa masuknya
aliran dana yang mendorong terjadinya apresiasi rupiah bersama dengan mata uang
lain. Paket kebijakan moneter bank Indonesia yang diumumkan 30 September
diharapkan dapat membawa Rupiah bergerak ke posisi yang lebih kuat.
Sementara itu, RPM FEB UI memprediksikan
bahwa rupiah akan mengalami tren depresiasi yang cukup persisten, yakni rupiah
bisa mencapai titik terendahnya di bulan September hingga Oktober dan berada
pada rentang rata-rata Rp14.650 per dolar AS hinggga Rp14.850 per dolar AS.
Sementara itu
di penghujung tahun 2015, posisi rupiah diprediksikan akan mengalami apresiasi
dalam rentang rata-rata Rp14.580 per Dolar AS hingga 14.674 per Dolar AS.
Meskipun demikian, RPM FEB UI masih melihat rupiah dalam posisi yang undervalue
karena tekanan berlebihan dari faktor eksternal (devaluasi yuan dan fenomena strong
dolar) yang membentuk ekspektasi negatif dari masyarakat. Menurut perhitungan
kami, tanpa adanya ekspektasi negatif tersebut, rupiah seharusnya berada di
level 13.750.
Depresiasi yang terus menekan nilai tukar rupiah juga menjadi salah satu faktor yang menyeret pergerakan IHSG berada di zona merah. Keputusan pemerintah menaikkan tarif impor barang konsumsi seperti makanan dan minuman justru menjadi bumerang yang akan menurunkan daya beli masyarakat.
Depresiasi yang terus menekan nilai tukar rupiah juga menjadi salah satu faktor yang menyeret pergerakan IHSG berada di zona merah. Keputusan pemerintah menaikkan tarif impor barang konsumsi seperti makanan dan minuman justru menjadi bumerang yang akan menurunkan daya beli masyarakat.
Kebijakan yang dilakukan pemerintah
pun dan berkurangnya kepercayaan investor terhadap kredibilitas pemerintahan
yang sedang berjalan membuat persepsi negatif terhadap pasar sehingga berdampak
terhadap penurunan IHSG. Keadaan ini masih ditambah dengan ketidakpastian
kebijakan suku bunga The Fed.
Bergejolaknya bursa saham di
Tiongkok sebagai akibat terjadinya spekulasi besar-besaran membuat saham-saham
di negara tersebut berjatuhan. Kejatuhan ini tentunya akan membawa imbas bagi
pergerakan saham di bursa saham lainnya tak terkecuali Indonesia. Pada pekan
akhir di bulan Juli, IHSG ditutup pada level sebesar 4856.59 atau turun sebsar
0.94% bila dibandingkan dengan penutupan pada pekan sebelumnya.
Rupanya bulan Agustus masih belum
membawa angin yang positif bagi pergerakan IHSG di bulan Agustus ini. IHSG
kembali ditutup pada level yang lebih rendah daripada bulan sebelumnya yaitu
berada pada angka sebesar 4509. Pergerakan negatif IHSG masih dibayangi dengan
semakin terpuruknya nilai rupiah yang mulai menyentuh kisaran 14.000 per Dolar
AS sebagai akibat devaluasi Yuan yang dilakukan oleh pemerintah Tiongkok.
Hingga akhir September kinerja bursa
saham di Indonesia juga masih belum menunjukkan aura positif yang kuat. Meski
sempat ditutup menguat pada akhir September ini akan tetapi gejolak baik yang
bersifat internal maupun eksternal masih akan terus membayangi fluktuasi nilai
saham selama beberapa waktu ke depan.
c. Inflasi
Berdasarkan data inflasi yang
diumumkan oleh BPS, pada bulan Juli lalu inflasi tercatat berada pada angka
0.93% atau naik dari bulan sebelumnya yang mencapai angka sebesar 0.54%.
Meskipun demikian, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, angka
ini rupanya memiliki besaran yang sama persis.
Meskipun demikian angka tersebut
masih tergolong masih terkendali karena angkanya berada di bawah level 1%,
mengingat bahwa pada bulan Juli tingginya angka inflasi didominasi oleh inflasi
yang terjadi di sektor transportasi dan bahan makanan.
Hal ini tentu tidak mengejutkan
karena bulan Juli adalah bulan Ramadhan dan sekaligus momen lebaran sehingga
tradisi masyarakat Indonesia yang melalukan mudik setiap lebaran tentunya
memicu terjadinya inflasi di sektor transportasi. Naiknya permintaan terhadap
bahan makanan dalam rangka merayakan lebaran juga turut menyumbang angka
inflasi di bulan Juli ini.
Sedangkan pada bulan Agustus,
inflasi mengalami penurunan. Inflasi bulanan berdasarkan angka BPS tercatat
sebesar 0.39% dan 4.92% (yoy). Pasca lebaran membuat lonjakan inflasi yang
sebelumnya didominasi dari sektor transportasi kembali ke posisi yang normal.
Turunnya tarif angkutan umum di
bulan Agustus menjadi faktor yang menahan laju inflasi. Sedangkan pemicu
inflasi di bulan Agustus sebagian besar berasal dari komoditi pangan dan sektor
pendidikan seiring dimulainya tahun ajaran baru.
Inflasi tahun 2015 diproyeksikan
akan berada dlam rentang 3,9% hingga 4,4 % yang artinya masih berada dalam
range target Bank Indonesia sebesar 4 +/- 1 persen. Rendahnya inflasi sepanjang
tahun 2015 ini merupakan sumbangan dari melemahnya permintaan domestik sebagai
akibat dari pelambatan pertumbuhan ekonomi.
d. Ekspor-Impor
Pada bulan Juli 2015, Indonesia
masih mencatat surplus pada neraca perdagangan. Surplus kali ini merupakan
surplus yang terbesar sepanjang tahun 2015 ini. Akan tetapi jika dibandingkan
dengan bulan sebelumnya yaitu bulan Juni, sebenarnya pada bulan Juli terjadi
penurunan baik dari sisi ekspor maupun dari sisi impor.
Nilai impor pada bulan ini menyusut
sebesar kurang lebih 22.4% bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Angka
impor ini termasuk yang paling rendah dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
Sedangkan bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, nilai ekspor menurun pada
kisaran 15.5%.
Surplusnya neraca perdagangan
Indonesia sebenarnya bukan berasal dari perbaikan kinerja ekspor, melainkan
berasal dari semakin kecilnya angka impor. Surplus perdagangan bisa menjadi hal
yang positif bagi indikator makroekonomi.
Akan tetapi kecilnya angka impor
bisa jadi merupakan indikasi bahwa sektor industri di dalam negeri sedang
menahan diri untuk tidak melakukan ekspansi atau justru bahkan mengurangi
produksinya. Karena proporsi impor sebagian besar merupakan impor barang modal
dan bahan baku.
Oleh karena itulah, diharapkan
dengan paket kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah baik kebijakan seri I
maupun seri II diharapkan dapat menjadi stimulus yang akan berdampak positif
terhadap perekonomian.
Paket kebijakan II yang lebih
menekankan pada perbaikan birokrasi dan perijinan diharapkan dapat memperbaiki
iklim usaha di Indonesia sehingga dapat menjadi faktor penarik investor untuk
menanamkan modalnya dan dalam setengah semester ke depan bisa mendorong
pertumbuhan ekonomi menuju target yang diharapkan.
Sistematika
Perdagangan di Bursa Efek Indonesia
Saham, bukti right, waran, obligasi
konversi adalah jenis-jenis efek yang diperdagangkan di BEI. Transaksi Di BEI
dilakukan pada hari-hari yang disebut dengan Hari Bursa, yaitu:
Senin - Kamis
|
Sesi I
Sesi II
|
09.00 - 12.00 WIB
13.30 – 15.49.59
WIB
|
Jumat
|
Sesi Pertama
Sesi Kedua
|
09.00 – 11.30 WIB
14.00 – 15.49.59 WIB
|
Sistem perdagangan efek otomatis di
Bursa Efek Indonesia adalah JATS (Jakarta Automated Trading System). Dilihat
dari pembentukan harga efek yang terjadi di pasar, pembagian pasar terdiri dari
pasar reguler dan pasar negosiasi. Pembentukan harga di pasar regular dilakukan
dengan cara tawar menawar (auction market) secara terus menerus berdasarkan
kekuatan penawaran dan permintaan. JATS akan manerima order jual dan beli.
Order yang telah masuk akan tersusun dalam antrian berdasarkan harga dan waktu
terbaik (prioritas harga dan waktu). Transaksi yang terjadi akan menentukan
nilai indeks harga saham yang bersangkutan dan indeks harga saham gabungan.
Pembentukan harga efek di pasar negosiasi dilakukan dengan negosiasi antara
pihak penjual dan pihak pembeli (bukan lelang). Harga dari transaksi yang
terjadi tidak akan menentukan indeks harga saham meskipun transaksi tadi tetap
harus dimasukkan kedalam JATS.
Comments
Post a Comment