Investasi

Pengertian Investasi
Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi, istilah tersebut  berkaitan dengan akumulasi  suatu bentuk aktiva dengan  suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi  disebut  juga sebagai  penanaman modal.
 Investasi merupakan salah satu komponen pembentuk pertumbuhan ekonomi. Secara sederhana, investasi diartikan sebagai pengeluaran barang modal yang diarahkan untuk menunjang kegiatan produksi atau perluasan produksi (Samuelson dan Nordaus). Ini menjadikan investasi mempunyai multiplier effect yang luas karena tidak hanya mendorong sisi produksi, namun juga menstimulasi sisi komsumsi.
Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian dan produksi dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan produksi yang akan datang (barang produksi). Contohnya membangun rel kereta api atau pabrik. Investasi adalah suatu komponen dari PBD dengan rumus PBD = C + I + G + (X-M). Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti pabrik dan mesin) dan investasi residential (rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I= (Y,i) Suatu pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat investasi sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahan lain kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.
Dalam beberapa produk investasi dikenal sebagai efek atau surat berharga. Definisi efek adalah suatu instrumen bentuk kepemilikan yang dapat dipindah tangankan dalam bentuk surat berharga, saham atau obligasi, bukti hutang (promissory notes), bunga atau partisipasi dalam suatu perjanjian kolektif (Rights), garansi untuk membeli saham pada masa mendatang atau instrument yang dapat diperjualbelikan.
Investasi dalam bentuk penciptaan nilai tambah ekonomi, akan mendorong pembukaan dan perluasan lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatan masyarakat, dan kemudian pada gilirannya akan menstimulasi konsumsi masyarakat dan kemudian memperdalam pasar domestik. Karena itu komponen investasi seringkali dijadikan patokan dalam menilai kualitas pertumbuhan ekonomi.
Dalam kerangka MP3EI, komponen investasi memainkan peran yang sangat stategis karena  kunci utama dalam mendorong pembangunan bidang infrastuktur konektivitas dan kegiatan ekoniomi dipusat-pusat  pertumbuhan. Pemerintah mendorong investor untuk melakukan penanaman modal pada koridor-koridor ekonomi dalam MP3EI melalui berbagai insentif fiscal, perbaikan layanan perijinan investasi, stabilitas makro ekonomi, dan kepastian serta perlindungan hukum.

Klasifikasi Investasi
Investasi dibagi menjadi dua yaitu investasi jangka panjang dan investasi jangka pendek. Investasi jangka panjang merupakan kelompok aset nonlancar dan investasi jangka pendek merupakan kelompok investasi lancar.

1.    Investasi jangka pendek
Investasi jangka pendek merupakan penanaman modal oleh seseorang yang  jangka waktunya relative pendek. Investasi jangka pendek harus memenuhi karakteristik sebagai berikut :
·         Dapat segera diperjualkan/dicairkan.
·         Investasi tersebut ditunjukan dalam rangka manajemen kas, artinya pemerintah   dapat menjual investasi tersebut tanpa timbul kebutuhan kas.
·         Beresiko rendah.

Beberapa bentuk penanaman dalam investasi pendek antara lain ;
a.   Tabungan di bank
Tabungan di bank berarti dengan menyimpan uang di tabungan, maka akan memperoleh suku bunga tertentu yang besarnya mengikuti kebijakan bank yang bersangkutan.

  -  Kelebihan:
·         Nilai nominal yang ditabungkan tidak akan berkurang nilainya.
·         Mudah di ambil setiap saat.
·         Pemerintah menjamin tabungan hingga 2 milyar.


 -  Kelemahan:
·         Walaupun aman, produk tabungan hanya memberikan bunga yang  rendah.
·         Biasanya bunga yang diperoleh dari menabung termakan biaya administrasi perbankan.

b.   Deposito
Deposito di bank merupakan suatu produk deposito yang hampir sama dengan produk tabungan, yang membedakan adalah dalam melakukan deposito tidak bisa diambil dalam waktu sesuai keinginan, kecuali jika uang tersebut sudah menginap di bank selama jangka waktu tertentu.

-          Kelebihan:
·         Jumlah nominal yang didepositokan dijamin tidak akan berkurang.
·         Mendapatkan keuntungan berupa bunga dengan tingkat yang lebih baik dari tabungan di bank.

-          Kelemahan
·         Likuiditas lebih rendah daripada tabungan
·         Jika diambil sebelum jatuh tempo penyimpanan, pemilik deposito bisa terkena denda yang dikenal dengan istilah “penalti”.

c.   Instrument pasar uang (mini market instruments)
Produk-produk minimarket fund yang popular di Indonesia adalah sertifikat bank Indonesia (SBI), refurecase-SBI,overnight interbanknegoatiablecorcertificate of deposit(NCD).
-      Kelebihan
·         Dalam hal produk seperti SBI sangat aman,karena mendapat jaminan dari pemerintah.
-          Kelemahan
·         Untuk membeli produk-produk tersebut dibutuhkan dana yang relative besar.
·         Tingkat pengendalian yang dapat diperoleh pada umumnya lebih besar dari deposito.

2.  Investasi jangka panjang
Investasi jangka panjang merupakan penanaman atau penyertaan sebagian kekayaan suatu perusahaan yang lain dengan maksud untuk meperoleh pendapatan tetap dan untuk menguasai atau mengendalikan perusahaan tersebut.
Beberapa bentuk penanaman dalam investasi jangka panjang antara lain :
a.       Saham
Saham ialah kepemilikan atas sebuah perusahaan tersebut. Dengan membeli saham disuatu tempat, berarti  orang yang memiliki saham sama halnya dengan membeli sebagian perusahaan tersebut. Saham itu juga bisa dijual kepada pihak lain,baik dengan harga yang lebih tinggi yang selisih harganya disebut dengan capital gain maupun lebih rendah daripada kita membelinya yang selisih harganya disebut capital loss.

  -     Kelebihan :
·         Saham bisa memberikan keuntungan yang tinggi, diatas tabungan dan deposito.
·         Pemilik saham bisa mendapatkan laba dari kegiatan perusahaan  yang di sebut dengan “ Deviden” berdasarkan jumlah kepemilikan saham.
·         Selain itu pemilik saham bisa mendapatkan “Capital Gain” yakni keuntungan dari selisih harga beli saham dan harga jualnya.

                -      Kelemahan :
·         Resiko besar karena harga saham sangat rentan terhadap perubahan ekonomi.
·         Tidak mendapatkan dividen karena perusahaan bangkrut.
·         Adanya penghentian transaksi untuk perusahaan tertentu membuat pemegang saham tersebut tidak bisa melakukan jual beli saham.

b.      Reksadana
Reksadana yaitu wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat yang dikelola oleh badan hukum yang bernama manajer investasi untuk kemudian diinvestasikan keaset financial lainnya. Dana ini biasanya disimpan di bank kustudian.
      -   Kelebihan :
·         Pemodal kecil bisa melakukan diversifikasi modal sehingga bisa memperkecil resiko kerugian.
·         Memudahkan pemodal yang tidak memiliki keahlian atau keuntungan untuk berivestasi di pasar modal.
·         Pemodal dibantu manajer investasi sehingga pemodal bisa menghemat waktu.

-          Kelemahan
·         Resiko berkurangnya unit penyertaan (bukti kepesertaan dalam reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif) jika harga efek saham, obligasi, dan surat berharga lain turun.
·         Manajer investasi bisa saja mengalami kesulitan menyediakan uang jika banyak pemodal serentak melakukan penjualan kembali.
·         Resiko wanprestasi jika perusahaan asuransi reksadana tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan reksadana.


c.  Obligasi
Obligasi atau sertifikat obligasi ialah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan, baik untuk menambah modal perusahaan ataupun membiayai suatu proyek pemerintah.

            -   Kelebihan :
·         Obligasi dapat digunakan sebagai kredit bank dan untuk membeli instrument aktiva lain.

       -    Kelemahan  :
·         Tingkat bunga pasar keuangan dengan harga obligasi mempunyai hubungan negative. Apabila harga obligasi naik maka tingkatan bunga akan turun dan sebaliknya.
·         Tingkat likuiditas obligasi rendah. Hal ini dikarenakan pergerakan harga  obligasi. Khususnya apabila harga obligasi menurun.
·         Resiko penarikan. Apabila dalam kontrak perjanjian obligasi ada persyaratan penarikan obligasi, perusahaan dapat menarik obligasi sebelum jatuh tempo dengan membayar sejumlah premi.
·         Resiko kecurangan apabila perusahaan penerbit mempunyai masalah likuiditas dan tidak mampu melunasi kewajibanya ataupun mengalami kebangkrutan. Maka pemegang obligasi akan menderita kerugian

d.  Emas Batangan
Emas merupakan barang yang paling diterima di seluruh dunia setelah mata uang asing dari Negara-negara G-7 (sebutan bagi 7 negara yang memiliki perekonomian kuat, seperti Amerika, Jepang, Jerman, Inggris, Itali, Kanada, dan Perancis). Harga emas akan mengikuti kenaikan nilai mata uang dari Negara-negara G7.
-           Kelebihan
·         Harga emas cenderung stabil dan naik.
·         Dimanapun akan dijual, nilai emas akan sama.
·         Emas tersedia dari berat satu gram hingga satu kilogram. Sehingga pemodal kecil juga bisa berinvestasi dalam bentuk emas.

-           Kelemahan
·         Sulit dalam penyimpanan karena bila tidak hati-hati akan mudah dicuri.

e.  Properti
Investasi dalam property yaitu investasi dalam bentuk tanah atau rumah.
-          Kelebihan
v  Harga properti biasanya akan naik seiring inflasi.

-            Kelemahan
v  Properti sangat bergantung pada daya beli masyarakat.
v  Pemodal membutuhkan dana besar untuk berinvestasi diproperti.

f.     Barang koleksi
-      Kelebihan
·         Barang koleksi tidak akan turun saat terjadi krisis ekonomi.
·         Nilainya bergantung pada usia, semakin lama semakin lama semakin mahal.
-      Kelemahan
·         Tidak akan mudah mendapatkan pembeli karena sifatnya sebagai barang khusus.
·         Orang membeli barang koleksi karena menggemari barang tersebut, bukan karena manfaatnya.

g.    Valuta asing
-      Kelebihan
·         Modal yang dibutuhkan fleksibel, tergantung kekuatan financial pemodal.
·         Pemodal bisa melakukan investasi ini secara individu tanpa harus masuk ke salah satu perusahaan pialang seperti pada investasi saham
·         Jika dibutuhkan mendesak, valuta asing bisa dicairkan sewaktu-waktu, antara lain melalui “Money Changer”.

-          Kelemahan 
·         Resiko membeli mata uang sangat besar, ini karena di Indonesia mata uang asing sangat fluktuatis nilai tukarnya dan sangat rentan terhadap kebijakan pemerintah.

h.  Asuransi unit link
Perusahaan asuransi di Indonesia begitu banyak dan sudah menjamur dengan memasarkan dan memperkenalkan produk-produk unggulannya yang dipadukan dengan progam investasi dana pensiun.
-          Kelebihan
·         Pemodal bisa menikmati produk asuransi sekaligus berinvestasi pada reksadana.
·         Unit link akan membantu orang awam yang umumnya khawatir dengan investasi direksadana tetapi ingin mengembangkan modal.

-          Kelemahan
·         Hasil pengembangan investasi bisa terbatas, pemodal tidak bisa memantau kinerja manajer investasi karena hubungan pemodal dengan manajer investasi dilakukan lewat perantaraan perusahaan asuransi.
·         Besar keuntungan dan bunga yang diperoleh tergantung dari besar kecilnya keuntungan yang diperoleh dari perusahaan asuransi.

Manfaat umum investasi untuk masa depan investor adalah sebagai berikut.;
a)      Memperoleh jaminan pendapatan tetap
b)      Mendorong gaya hidup hemat
c)      Mencegah adanya jeratan hutang
d)     Menciptakan ekonomi yang baik

Secara umum tujuan investasi memang mencari keuntungan. Adapun tujuan investasi jangka pendek ialah:
v  Memanfaatkan kelebihan cashflow untuk sementara waktu
v  Memperoleh tambahan dana

Sedangkan tujuan investasi jangka panjang yaitu ;
1)      Untuk  memperoleh pendapatan yang tetap dalam setiap periode, antara lain seperti bunga, royaliti, deviden, atau uang sewa dan lain-lainya.
2)      Untuk membentuk suatu dana khusus, misalnya  dana untuk  kepentingan social.
3)      Untuk mengontrol atau mengendalikan perusahaan lain, melalui kepemilikan sebagian ekuitas perusahaan tersebut.
4)      Untuk menjamin tersedianya bahan baku dan mendapatkan pasar untuk produk yang dihasilkan.
5)      Untuk mengurangi persaingan diantara perusahaan-perusahaan yang sejenis.
6)      Untuk menjaga hubungan antar perusahaan.

Berikut ini adalah tujuan seorang melakukan kegiatan investasi pada umumnya ;
1.      Memperoleh pengasilan atau return dimasa yang akan datang baik dari sector riil maupun sector financial. Untuk jangka pendek biasanya didapat dari sector  financial, Sedangkan untuk jangka panjang dari sector riil.
2.      Mengurangi atau menekan inflasi.
3.      Selain untuk memperoleh penghasilan, kegiatan investasi ini dapat menekan inflasi, karena dengan adanya kegiatan investasi uang yang beredar akan dapat dimanfaatkan untuk kegiatan yang produktif sehingga menekan kegiatan konsumtif.
4.      Melindungi nilai terhadap kekayaan, sebab kekayaan yang tidak diproduktifkan suatu saat akan berkurang nilainya meski tidak digunakan.
5.      Mendorong adanya penghematan pajak. Ini karena pajak pertambahan nilai yang bisa kita bayar jika mengkonsumsi sesuatu akan berkurang. Tentu ini akan membuat kita hemat membayar pajak.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat investasi

Ø  Tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return)
Kemampuan perusahaan menentukan tingkat investasi yang diharapkan sangat dipengaruhi oleh kondisi internal dan external perusahaan.
a.       Kondisi internal perusahaan
Kondisi internal adalah factor-faktor yang berada dibawah control perusahaan, misalnya tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi yang digunakan. Ketiga aspek tersebut berhubungan positif dengan tingkat pengembalian yang diharapkan.

b.      Kondisi external perusahaan
Kondisi eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan akan investasi terutama adalah perkiraan tentang tingkat produksi dan pertumbuhan ekonomi domestic maupun internasional.

Selain pekiraan kondisi ekonomi, kebijakan yang ditempuh pemerintah juga dapat menentukan tingkat investasi. Kebijakan menaikan pajak, misalnya diperkirakan akan menurunkan tingkat permintaan akan agregat. Akibatnya tingkat investasi akan menurun. Factor social politik juga menentukan gairah investasi, juga social politik makin stabil maka investasi umumnya juga meningkat. Demikian pula factor keamanan (Kondisi keamanan Negara).

Ø  Biaya investasi
Biaya perolehan suatu investasi mencangkup biaya perolehan lain disamping harga beli, seperti komisi broker, jasa bank, dan pemungutan oleh bursa efek. Yang paling menentukan biaya investasi adalah tingkat bunga dan pinjaman, makin tinggi tingkat bunganya maka biaya investasi makin mahal. Akibatnya minat berinvestasi semakin menurun. Namun tidak jarang, walaupun tingat bunga pinjaman rendah permintaan akan investasi tetap rendah. Hal ini disebabkan biaya total investasi masih tinggi. Factor yang mempengaruhi terutama adalah masalah kelembagaan.
Ø  Marginal efficiency Of Capital, tingkat bunga, dan marginal efficiency of investment.
a.      Marginal efficiency of capital (MEC), investasi, dan tingkat bunga yang dimaksud dengan marginal efficiency of capital (MEC) atau efisiensi modal marginal (EMM) adalah tingkat pengembalian yang diharapkan dari setiap tambahan barang modal.
b.      Marginal efficiency of capital (MEC) dan marginal efficiency of investment (MEI)

Sama halnya dengan kurva permintaan akan investasi, kurva MEC secara nasional secara dapat diturunkan dengan menjumlahkan secara horizontal kurva-kurva MEC dari perusahaan-perusahaan yang ada dalam perokonomian, tetapi ada beberapa ekonomi yang tidak sependapat dengan cara penurunan kurva MEC. Padahal jika permintaan barang akan modal secara nasional meningkat, logikanya tingkat bunga akan naik. Akibatnya kenaikan permintaan akan investasi tidak sebesar kurva MEC. Kurva yang lebih relevan adalah kurva yang marginal efficiency of investment (MEI).

Resiko Investasi
Resiko adalah tingkat potensi kerugian yang timbul karena perolehan hasil investasi yang diharapkan tidak sesuai dengan harapan. Jorion (2000), menyatakan resiko sebagai volatility dari suatu hasil yang tidak diekspektasi, secara general nilai dari aset atau kewajiban dari bunga. Resiko juga dapat didefinisikan sebagai ketidakpastian dan berhubungan dengan fluktuasi kinerja produk investasi atau kemungkinan turun atau hilangnya dana dari sebuah produk.
Oleh karena itu, para investor di pasar modal harus dapat menyadari sungguh-sungguh bahwa secara teoritis setiap investasi yang dilakukan disamping mengharapkan keuntungan, investor juga harus sadar terdapat kemungkinan risiko atau kerugian. Selanjutnya perlu juga dipahami oleh para pemodal bahwa terdapat hubungan kuat dan positif antara tingkat keuntungan (return) yang diharapkan dengan tingkat resiko (risk).  Semua investasi memiliki resiko, namun dalam skala yang berbeda-beda. Semakin tinggi potensi keuntungan juga akan diikuti dengan semakin tingginya tingkat resiko dan sebaliknya semakin rendah potensi keuntungan akan semakin rendah pula risikonya.
Resiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return-ER) dengan tingkat pengembalian aktual (actual return). Semakin besar tingkat perbedaannya berarti semakin besar pula tingkat resikonya. Resiko dapat dibedakan menjadi:

1.      Risiko sistematis(systematic risk)
Merupakan resiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang serentak mempengaruhi harga saham di pasar modal, misalnya perubahan dalam kondisi perekonomian, iklim politik, peraturan perpajakan, kebijakan pemerintah, dan lain sebagainya.
2.      Risiko tidak sistematis (unsystematic risk)
Merupakan resiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena resiko ini hanya ada dalam satu organisasi tertentu. Misalnya faktor struktur modal, struktur aset, tingkat likuiditas, tingkat keuntungan, dan lain sebagainya.

Resiko tidak sistematis diukur dengan varian residu atau abnormal return (ei). Nilai realitas merupakan nilai yang sudah pasti tidak mengandung kesalahan pengukuran, sebaliknya sebaliknya nilai ekspektasi merupakan harapan yang belum terjadi yang masih mengandung ketidakpastian. Perbedaan nilai ekspektasi dengan nilai realitas yang merupakan  kesalahan residu.

Dalam melaksanakan investasi, investor diharapkan memahami adanya beberapa resiko antara lain;
1.      Resiko financial
Yaitu resiko yang diterima oleh investor akibat dari ketidakmampuan emiten saham/ obligasi memenuhi kewajiban pembayaran deviden/ bunga serta pokok investasi.

2.      Resiko pasar
Yaitu resiko akibat menurunnya harga pasar substansial baik keseluruhan saham maupun saham tertentu akibat perubahan tingkat inflasi ekonomi, keuangan negara, perubahan manajemen perusahaan, atau kebijakan pemerintah.

3.      Resiko psikologis
Yaitu resiko bagi investor yang bertindak secara emosional dalam menghadapi perubahan harga saham berdasarkan optimism dan pesimisme yang dapat mengakibatkan kenaikan dan penurunan harga saham.



4.      Resiko likuiditas
Resiko ini berkaitan dengan kemampuan saham yang bersangkutan untuk dapat  segera diperjualbelikan tanpa mengalami kerugian yang berarti.

5.      Resiko tingkat bunga
Merupakan risiko yang timbul akibat perubahan tingkat bunga yang berlaku dipasar, biasanya risiko ini berjalan berlawanan dengan harga-harga instrument pasar modal.

6.      Risiko mata uang
Merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan nilai tukar mata uang domestic (misalnya rupiah) terhadap mata uang negara lain (misalnya dolar).

7.      Risiko daya beli
Merupakan resiko yang timbul akibat pengaruh perubahan tingkat inflasi. Perubahan ini akan menyebabkan berkurangnya daya beli uang yang diinvestasikan maupun bunga yang diperoleh dari investasi, sehingga nilai riil pendapatan menjadi lebih kecil.

Tantangan dan Kendala yang di hadapi
Tantangan yang dihadapi dalam berinvestasi antara lain :
1)      Belum optimalnya pelaksanaan harmonisasi pusat dan daerah.
2)      Kualitas infrastruktur yang kurang memadai.
3)      Masih cukup panjangnya perizinan investasi sehingga masih tingginya biaya perizinan investasi dibandingkan dengan negara-negara kompetitir.
4)      Belum tercukupinya pasokan energi yang dibutuhkan untuk kegiatan industri.
5)      Masih cukup banyak peraturan daerah yang menghambat iklim investasi.
6)      Masih terkonsentrasinya sebaran investasi di pulau jawa, dan belum optimalnya pelaksanaan alih teknologi.
Ø     Minimnya pengalaman
Jika ingin melakukan investasi sendiri namun belum punya pengalaman yang mumpuni sebaiknya mencari pengalaman terlebih dahulu dengan menjadi karyawan pada pengusaha yang bergerak di bidang investasi. Disana Anda akan mendapatkan pengalaman mulai dari hal terkecil. Tadinya hal yang tidak dimegerti menjadi mudah dipahami dan yang belum pernah dilakukan menjadi terbiasa. Sebaiknya mencari pengalaman tidak hanya satu tempat saja, usahakan lebih. Dirasa cukup berpengalaman Anda bisa berinvestasi dengan tangan sendiri. Pengalaman lainnya bisa dicari saat menjalankan bisnis investasi. Pelajari seluk beluk mengenai investasi yang ingin dijalankan. Paham ilmu dasar dan pengalaman yang dimiliki cukup untuk berinvestasi.
Ø  Tidak memiliki modal yang cukup
Modal memang selalu menjadi masalah utama. Modal bisa dicari dengan berbagai cara. Pertama Anda bisa mengumpulkan modal sendiri dengan uang hasil jerih payah selama bekerja. Kedua bisa meminjam pada teman atau keluarga. Dengan mereka Anda tidak perlu membayar bunga. Ketiga meminjam pada bank, pastinya dipenuhi bunga untuk membayarnya. Keempat meminjam pada lembaga pemerintah yang memiliki bunga sedikit. Bisnis Anda juga akan dipantau oleh pihak lembaga. 
Ø  Proses yang sulit
Proses investasi memang sulit, banyak hal yang harus dilalui satu demi satu. Apalagi jika Anda bergerak pada investasi jangka panjang. Dibutuhkan kesabaran dan kedisiplinan untuk sukses. Meski harus melalui proses yang lama namun investasi ini sangat menjanjikan. Salah satu proses yang paling sulit adalah perizinan untuk berinvestasi. Saat ini pemerintah belum menemukan cara yang mudah untuk mempermudah perizinan. Banyak dari mereka yang terhambat pada proses ini. Jika tidak memiliki izin bisa dikenai denda dan sanksi. 
Banyak zaman sekarang orang yang tertipu karena investasi bodong atau menipu. Fungsi dari surat perizinan resmi untuk menghindari investasi Anda dianggap ilegal. Turunnya nilai investasi sangat berpegaruh dalam pengembalian modal. Tidak ada yang tahu pasti kapan nilai investasi akan naik atau merosot tajam. Anda tidak bisa terus menerus mendapat kenuntungan, sesekali harus rugi. Karena dengan begitu pengalaman yang didapatkan akan bertambah. Ingat semua untung rugi adalah bagian dari investasi. 

Terkadang investasi gampang-gampang susah untuk dijual. Sulit atau mudahnya dipengaruhi oleh lingkungan dan perkembangan perekonomian dunia. Contohnya berinvestasi dalam dollar. Untuk saat ini dollar memang sedang meroket. Tapi ketika ada krisis moneter di Amerika, tentunya akan berimbas dengan harga dollar yang akan turun drastis. Bentuk lain dari investasi adalah investasi tanah. Harga tanah setiap tahun selalu naik dan pastinya setiap orang membutuhkan tanah untuk membangun rumah atau gedung.
Ø  Menguntungkan, tapi tidak sesuai minat
Ini juga salah satu hambatan yaitu saat Anda melihat peluang investasi sangat menguntungkan namun tidak mempunyai minat untuk mengembangkannya. Hal ini sering terjadi pada banyak orang. Mungkin karena tidak berpengalaman tentang investasi yang menguntungkan tersebut sehingga tidak berminat. Atau bisa saja saat Anda menjalankan investasi lain dan investasi yang menguntungkan tersebut sedang mengalami trend. Tentunya lebih baik fokus pada investasi yang telah dijalankan. Sebenarnya ini adalah kesempatan besar bagi Anda untuk memanfaatkannya.
Kalau investasi tersebut menguntungkan dan tepat sasaran untuk berinvestasi mengapa tidak? Bukankah dari setiap investasi salah satunya yang dicari adalah keuntungan? Tentunya dengan proses yang jujur dan bersih. Jika ingin mendapat keuntungan tentunya harus mengalahkan minat. Sebaliknya, jika ingin sesuai minat, harus mengalahkan keuntungan. Menjalankan investasi tanpa minat seharusnya tidak menjadi masalah sepanjang keuntungan yang dijanjikan memang besar. Memanfaatkan situasi dengan bijak apa salahnya? Antara minat dan tidak minat nantinya bisa dibangun. Awalnya Anda tidak berminat namun setelah menjalankan dan menikmati hasilnya pastinya akan sangat berminat sekali.
Ø     Perusahaan tidak begitu jelas
Perusahan tidak memiliki tujuan yang jelas untuk apa investasi tersebut dilakukan. Kemana arah perusahaan akan menuju sangat tidak jelas dan tidak memiliki semangat serta mimpi untuk diwujudkan. Kebanyakan perusahan memiliki mimpi yang tidak realistis sama sekali. Banyak wacana namun sulit untuk bertindak dengan jelas. Perusahaan mudah putus asa ketika mengalami masalah.
Stimulus dari Pemerintahan
Meski sejumlah lembaga internasional meramal perekonomian negara-negara berkembang menghadapi tantangan perlambatan tahun ini, optimisme masih melingkupi perekonomian Indonesia. Bank Indonesia memprediksi ekonomi tahun ini bisa tumbuh 5,2 persen, yang berarti lebih tinggi dari perkiraan pencapaian tahun lalu sebesart 4,75 persen.
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pembalikan pertumbuhan ekonomi ke arah yang lebih baik sudah terjadi sejak kuartal III tahun lalu. Setelah ekonomi pada dua kuartal sebelumnya tumbuh masing-masing 4,7 persen dan 4,67 persen, di kuartal III mampu bangkit menjadi 4,73 persen. Bahkan, pada kuartal IV-2015, dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 4,9 persen.
Pertama, kebijakan pemerintah meluncurkan stimulus fiskal dengan anggaran yang lebih produktif. Kedua, reformasi struktural dengan menghilangkan subsidi harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Ketiga, kebijakan makroprudensial Bank Indonesia, seperti pelonggaran perhitungan Giro Wajib Minimum-rasio tabungan terhadap pinjaman atau Loan to Deposit Ratio (GWM-LDR).
Keempat, kebijakan moneter oleh BI dengan menurunkan suku bunga acuan. Pada medio bulan ini, bank sentral telah menurunkan bunga acuan BI rate sebesar 25 basis poin menjadi 7,25 persen. “Keempat stimulus ini mendorong ekonomi tumbuh. Memang jangan diharapkan akan terus langsung melonjak,” ujar Perry.
Meski begitu, ia menyatakan masih bakal ada tekanan dari global terhadap ekonomi Indonesia. Salah satunya adalah perlambatan ekonomi Cina. Namun, Perry yakin pemerintah Cina tidak akan membiarkan mata uangnya melemah lebih dalam dan akan mengarahkan ekonominya pada stabilitas.
Di sisi lain, Indonesia bisa memanfaatkan perubahan arah ekonomi Cina dari investasi menjadi konsumsi. Caranya dengan menarik investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) yang ingin mengalihkan basis produksinya dari Cina. “Jadi, kami (pemerintah) dorong pembangunan infrastruktur, membuat deregulasi semuanya untuk mendorong investasi masuk,” kata Perry.
Dari sisi suku bunga Amerika Serikat (AS) alias Fed Rate, dia memperkirakan tidak akan naik signifikan dalam tahun ini. Pelaku pasar menaksir bank sentral AS hanya akan menaikan Fed Rate sebanyak dua kali pada Maret dan Juni mendatang. Kenaikannya masing-masing sebesar 25 basis poin.

Kondisi Pasar Saham dan Mata Uang di Indonesia

Ø      Tahun 2011
Dampak kondisi perekonomian global saat ini memang sangat terasa pada pasar saham Indonesia. Tingginya sentimen global terhadap bursa saham menyebabkan banyak investor yang menjual sahamnya. 

             Pengamat perekonomian, Tony Prasetiantono, kepada Tempo, Selasa, 27 September 2011 kemarin, mengatakan dampak terhadap pasar saham Indonesia saat ini hampir sama seperti yang terjadi pada saat krisis ekonomi global pada 2008. "Kepanikan menyebabkan IHSG turun. Hal itu karena investor asing melepas saham lalu menukar mata uang rupiah dengan dolar Amerika Serikat," kata Tony.

            Berbeda dengan 2008, menurut dia, kondisi perekonomian Indonesia saat ini jauh lebih baik. Posisi cadangan devisa negara saat ini mencapai US$ 122 miliar. Ini dua kali lipat lebih besar dibandingkan cadangan devisa negara pada 2008 sekitar US$ 60 miliar. "Jadi, posisi saat ini lebih kuat," katanya. 

            Ditambah lagi, ujar Tony, mata uang rupiah jauh lebih kuat dibandingkan 2008 lalu. Nilai tukar rupiah pada hari ini berada pada level Rp 8.915 per dolar Amerika Serikat. Ini menguat setelah pada Senin lalu berada pada level Rp 8.975. 

            Selain itu, dia mengatakan harga komoditas primer yang tinggi juga menjadi faktor yang dapat menyelamatkan Indonesia dari krisis. "Seperti saat 2008 lalu," katanya. 

            Kondisi perekonomian 2008 dan 2011, kata dia, jauh lebih baik dibandingkan dengan krisis moneter yang menimpa Indonesia pada 1998 lalu. Saat itu, jelasnya, cadangan devisa negara hanya sebesar US$ 20 miliar.

            Rasio utang pemerintah dibagi PDB pun sekitar 100 persen, padahal saat ini hanya sekitar 26 persen. Saat itu, Amerika Serikat dan Yunani juga terkena krisis. "Rasio utang pemerintah Amerika Serikat mencapai 102 persen dan Yunani 137 persen."

            Meski seperti itu, dia yakin Indonesia kali ini akan selamat dari krisis. Apalagi melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cemerlang di tahun ini. 
Ø      Tahun 2012
    Masuknya peringkat utang Indonesia dalam investment gradememang menjadi kabar yang menggembirakan dalam menutup tahun 2011. Kondisi tersebut pun disambut gembira oleh Presiden SBY yang mengharapkan kenaikan peringkat utang tersebut merupakan suatu peluang emas yang tidak boleh disia-siakan. 

            Akan tetapi di samping kabar baik tersebut juga tak dapat dipungkiri bahwa di tahun 2012 masih akan terus berhadapan dengan yang namanya krisis global tak terkecuali Indonesia yang mendapatkan prediksi tersendiri dari Presiden SBY. Sekilas menengok ke belakang, dalam pidatonya sebelum acara penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) tahun Anggaran 2012 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (20/12) yang dikutip oleh Vibiznews, Presiden SBY menyampaikan bahwa kemungkinan pada 2012 Indonesia akan merasakan krisis global yang kedua. 

            Namun demikian dengan kondisi fundamental yang baik, Indonesia diharapkan akan mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5% dengan tingkat inflasi rendah 4,3%. Sedangkan cadangan devisa tinggi US$110,1 miliar dan BI rate rendah 6% pada tahun 2012. Oleh karena itu, di tengah kekhawatiran akan adanya krisis global pada tahun ini beruntung bagi Indonesia dikarenakan termasuk negara yang tetap dipandang oleh negara-negara lainnya sebagai tempat paling menarik untuk berinvestasi. 

            Hal ini paling tidak dapat dilihat dari target pertumbuhan ekonomi global yang akan dicapai oleh Indonesia pada tahun 2012 sebesar 6,6% berdasarkan data yang dikutip Vibiznews dari Bloomberg&Asia Pacific per September 2011 dimana pada tahun 2011 berhasil mencapai 6,5%. Melihat berbagai kondisi positif tersebut, tak mengherankan jika Indonesia masih aman dari guncangan krisis global tahun ini sekalipun sikap kewaspadaan para pelaku ekonomi maupun pasar modal tetap harus dilakukan untuk menjaga segala kemungkinan yang masih bisa terjadi kapan saja.

Ø    Tahun  2013
   Ketidakstabilan pergerakan pasar modal di Bursa Efek Indonesia yang terjadi akibat kurang kondusifnya pasar global, ternyata menghadirkan beberapa fakta berbeda dalam lima tahun terakhir.

          Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan, Nurhaida menyatakan, sejak tahun 2009 sampai 2013 pertumbuhan pasar modal nasional menunjukan gerak grafik yang naik. Pertumbuhan tersebut, tuturnya, bertumbuh dua kali lipat hingga akhir tahun 2013 ini.

         "Sejak 2009 sampai 2013 tercatat kapitalisasi pasar saham di BEI menunjukan kenaikan yang konsisten. Per November ini pergerakan besaran kapitalisasi di BEI bergerak naik dari angka 4.126,99 ke 4.360,34," tuturnya dalam Citi Securities and Fund Services, Annual Capital Market Outlook 2014 di Le Meridien Hotel, Jakarta, Senin (18/11).

         Dia memaparkan, nilai rata-rata harian perdagangan saham di PT. BEI dalam lima tahun terakhir juga menunjukan grafik meningkat, walaupun sempat menurun di tahun 2012. Per November 2013 rata-rata harian perdagangan saham mencapai angka 6.490,60. Angka ini bertolak dari posisi 4.537,05 di tahun 2012 yang turun dari angka 4.953,20 di tahun 2011.

          "Perkembangan IHSG juga menunjukan pergerakan yang sama. Di tahun 2009 IHSG berada pada posisi 2.534,36. Angka itu mengalami peningkatan hingga hampir dua kali lipat pada angka 4.432,59 di November 2013 ini," lanjutnya. (MSR)

Ø    Tahun 2014
Melihat keadaan sekarang, pasar modal Indonesia masih melemah akibat banyak dipengaruhi oleh keadaan politik global dan keadaan politik dalam negeri. Hingga saat ini, para investor diperkirakan masih menunggu dan melihat bagaimana keadaan politik di Indonesia.

            Mega Dewi, Branch Manager Danakersa Securitas Surabaya pada Radio Suara Surabaya, Jumat (8/8/2014), mengatakan, meningkatnya risiko perang di Rusia, kemudian mulai memanasnya kondisi di Irak, membuat para investor asing semakin berhati-hati, apalagi ditambah keadaan politik Indonesia yang saat ini masih dalam proses sidang gugatan Pilpres 2014.

           "Memang kalau dilihat dari seminggu terakhir, memang bursa kita lebih cenderung melemah, kondisi seperti ini memang banyak diwarnai karena berita-berita mengenai isu politik, juga meningkatnya risiko perang Rusia dengan Ukraina," katanya.

           Selain terpengaruh oleh keadaan politik, menurut Mega, keluarnya laporan pertumbuhan ekonomi Indonesia semester pertama 2014 yang hasilnya sedikit melemah dibanding periode sebelumnya, juga turut berpengaruh besar atas melemahnya pasar bursa saham Indonesia.

           "Selain dari nglobal, diwarnai pula keluarnya laporan pertumbuhan ekonomi Indonesia semester pertama 2014 yang hasilnya sedikit melemah dibanding periode sebelumnya, ditambah lagi adanya sidang MK soal gugatan pilpres 2014 yang sampai saat ini masih berlangsung," tambahnya.

           Namun, Mega menambahkan, untuk sekarang ini masih ada beberapa saham yang masih mengalami kenaikan, ini terjadi pada saham sektor perbankan, misalnya pada bank BCA. Walaupun kenaikannya tidak terlalu besar, perusahaan besar yang ternama masih aktif bermain di pasar modal dan terus mengalami kenaikan, karena mereka tidak terpengaruh dengan situasi ekonomi dan politik.

           Sekadar diketahui, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore melemah 20 poin menjadi Rp11.770 dibanding sebelumnya Rp11.750 per dolar AS.(nif/ipg)


Ø     Tahun 2015
        Kondisi perekonomian Indonesia yang sedang lesu dengan ditandai menurunnya harga saham justru menjadi saat yang tepat untuk berinvestasi di pasar modal, kata pejabat Kepala Kantor Bursa Efek Indonesia Sumatera Selatan Early Saputra.

           "Saat ini justru sangat tepat untuk berinvestasi di pasar modal, baik bagi kalangan pemula atau orang yang sudah memiliki akun (investor) karena kemampuan keuangan suatu perusahaan akan terlihat dengan jelas di saat kondisi ekonomi memburuk," kata Early di Palembang, Minggu.

           Ia mengemukakan jika ada perusahaan yang tetap bertahan atau harga sahamnya justru naik maka sejatinya perusahaan itu benar-benar sehat.

           "Jadi saat seperti ini, investor pasar modal mendapatkan informasi yang lebih akurat lagi, tidak sebatas membaca laporan keuangan dan profil perusahaan tapi dapat langsung mengamati dari pergerakan harga sahamnya," kata dia.

           Ia mengemukakan, cara berinvestasi seperti ini diterapkan Warren Buffet yang menjadi salah satu investor pasar modal tersukses di Amerika Serikat yang pernah tercatat sebagai pengusaha terkaya di negara adidaya tersebut.

           "Warren berkata, saat terbaik berinvestasi ketika ada darah di jalan (demontrasi, kerusuhan). Karena saat itu, saham jatuh sehingga sangat murah sekali, nanti setelah sepuluh tahun barulah menjadi kaya raya," kata dia.

           Namun, mengedukasi masyarakat untuk berinvestasi dengan cara cedas ala Warren ini bukan perkara mudah mengingat ketika situasi krisis justru membuat masyarakat takut berinvestasi.

           "Pengaruh psikologisnya besar sekali sehingga masyarakat lebih suka menyimpan uang dan pengusaha akan memilih wait and see begitulah yang lumrah terjadi," ujar dia.

           Menurutnya, kondisi itu terlihat jelas pada saat ini karena terjadi penurunan transaksi pasar modal untuk investor asal Sumsel yang berjumlah total 6.000-9.000 orang.

           "Pada 27 Agustus tercatat nilai transaksi mencapai sekitar Rp32 miliar, pada pada 29 Agustus berada dikisaran Rp30 miliar. Artinya, sudah ada gejolak meski belum begitu besar, ke depan BEI akan lebih gencar lagi mengedukasi masyarakat mengenai cara cedas berinvestasi di pasar modal," kata dia.

           Bursa Efek Indonesia membuka kantor perwakilan di Palembang sejak awal Agustus 2015 untuk meningkatkan penetrasi pasar modal di daerah luar Jakarta.

           Pada tahun ini, BEI menargetkan penambahan jumlah investor menjadi 10.000 pemilik akun.

Alasan Terjadinya & Dampak dari Perlambatan Ekonomi Dunia
a.       Pertumbuhan Ekonomi
Efek perlambatan krisis global rupanya masih ikut membayangi melambatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Berdasarkan data yang di-release oleh BPS menunjukkan bahwa pada kuartal II tahun 2015 ini angka pertumbuhan ekonomi tidak menunjukkan kinerja yang memuaskan yaitu hanya mampu mencapai level 4.67% (yoy). Angka ini lebih rendah dari pencapaian kuartal sebelumnya yaitu 4.72% dan di bawah angka pertumbuhan ekonomi periode yang sama tahun 2014 yang mencapai 5.03%.
Stagnansi yang melanda negara-negara yang menjadi mitra dagang Indonesia menjadi salah satu faktor yang turut mempengaruhi perlambatan tersebut. Perlambatan ekonomi yang terjadi di Tiongkok berpengaruh signifikan terhadap perekonomian Indonesia, apalagi pada saat ini Indonesia sedang hangat-hangatnya menjalin kerjasama dengan Negeri Tirai Bambu tersebut.
Perlambatan ekonomi di Tiongkok berdampak pada sektor riilnya sehingga membawa dampak terhadap turunnya harga komoditas di pasar internasional. Selain itu, gejolak yang terjadi di pasar keuangan akibat ketidakpastian paket kebijakan The Fed yang akan dikeluarkan selanjutnya.
Turunnya angka pengangguran di AS secara signifikan mengurangi ekspektasi terhadap kenaikan suku bunga yang akan diumumkan bulan September. Kondisi ini masih ditambah dengan efek tidak langsung resminya Yunani dinyatakan sebagai negara yang bangkrut.  
Angka pertumbuhan ekonomi dari sisi produksi pada kuartal II ini ditopang oleh pertumbuhan yang terjadi di sektor jasa. Masih rendahnya harga minyak juga menjadi faktor koreksi yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dari sektor pertambangan dan penggalian.
Sedangkan dari sisi pengeluaran, karakter masyarakat Indonesia yang cenderung konsumtif mendorong konsumsi RT menjadi faktor penopang pertumbuhan yang paling tinggi jika dibandingkan dengan komponen lainnya.
Meskipun demikian melambat, akan tetapi jika dibandingkan dengan negara-negara lain seperti AS, Tiongkok, dan Singapura yang cenderung stagnan dan mengalami penurunan pertumbuhan, perekonomian Indonesia sebenarnya masih menunjukkan kinerja menuju ke arah yang semakin baik.
Ekspansi fiskal melalui pengeluaran pemerintah diharapkan semakin meningkat pada periode selanjutnya sehingga diharapkan dapat menjadi stimulus positif untuk menggerakan perekonomian.
Hasil proyeksi dari RPM FEB UI dalam RPM FEB UI Economic Forecast menunjukkan bahwa pertumbuhan GDP pada kuartal III dan IV tahun 2015 akan meningkat dari dua kuartal sebelumnya (lihat Gambar 1). Pertumbuhan GDP pada kwartal III dan IV diprediksikan dapat mencapai angka 5.09 % dan 5.29 %.
Hal ini seiring dengan prediksi serapan APBN yang semakin membaik serta perbaikan pada level permintaan masyarakat jelang akhir tahun. Sehingga di tahun 2015 ini, pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan diperkirakan akan mencapai angka 4.93%


b.      Pergerakan Nilai Tukar dan IHSG
Salah satu indikator makroekonomi yang menjadi perhatian dan menimbulkan kekhawatiran banyak pihak adalah pergerekan Rupiah yang terus mengalami tekanan. Badai yang menghantam nilai tukar Rupiah terhadap Dolar diprediksikan masih akan terus berlangsung seiring kondisi global yang belum pulih dan perhatian dunia terhadap perkembangan perekonomian AS.
Menurut data dari Bank Indonesia dalam 3 bulan terakhir ini, rupiah telah mengalami depresiasi sebesar 2.47% ( q to q). Dengan semakin terbukanya perekonomian Indonesia maka akan semakin rentan terhadap gejolak eksternal khususnya dalam pergerakan nilai tukar.
Tekanan terhadap rupiah juga merupakan imbas dari sikap investor yang mulai berjaga-jaga untuk mengantisipasi rencana kenaikan suku bunga The Fed. Kebijakan Tiongkok untuk melakukan devaluasi terhadap yuan menimbulkan reaksi secara global sehingga menyebabkan hampir semua mata uang mengalami depresiasi.
Akan tetapi jika diamati, rupiah mengalami pekembangan yang cukup dalam dan dapat dikatakan bahwa kondisinya saat ini berada di bawah nilai fundamentalnya atau undervalue. Dari sisi domestik, tekanan lebih banyak disebabkan oleh naiknya permintaan di pasar valas sebagai akibat mulai jatuh temponya pembayaran utang dan pembayaran deviden.
Pemerintah melalui Bank Indonesia terus berusaha menjaga kestabilan nilai tukar rupiah diantaranya dengan tetap menjaga tingkat suku bunga acuan sebesar 7.5%. Jelang akhir bulan September rupiah ditutup menguat pada level Rp14.653/Dolar AS dan menguat sebesar 0.26% dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya.
Mulai menghijaunya bursa saham di Wall Street membawa dampak positif terhadap pasar bursa Asia berupa masuknya aliran dana yang mendorong terjadinya apresiasi rupiah bersama dengan mata uang lain. Paket kebijakan moneter bank Indonesia yang diumumkan 30 September diharapkan dapat membawa Rupiah bergerak ke posisi yang lebih kuat.
Sementara itu, RPM FEB UI memprediksikan bahwa rupiah akan mengalami tren depresiasi yang cukup persisten, yakni rupiah bisa mencapai titik terendahnya di bulan September hingga Oktober dan berada pada rentang rata-rata Rp14.650 per dolar AS hinggga Rp14.850 per dolar AS.
Sementara itu di penghujung tahun 2015, posisi rupiah diprediksikan akan mengalami apresiasi dalam rentang rata-rata Rp14.580 per Dolar AS hingga 14.674 per Dolar AS. Meskipun demikian, RPM FEB UI masih melihat rupiah dalam posisi yang undervalue karena tekanan berlebihan dari faktor eksternal (devaluasi yuan dan fenomena strong dolar) yang membentuk ekspektasi negatif dari masyarakat. Menurut perhitungan kami, tanpa adanya ekspektasi negatif tersebut, rupiah seharusnya berada di level 13.750.
Depresiasi yang terus menekan nilai tukar rupiah juga menjadi salah satu faktor yang menyeret pergerakan IHSG berada di zona merah. Keputusan pemerintah menaikkan tarif impor barang konsumsi seperti makanan dan minuman justru menjadi bumerang yang akan menurunkan daya beli masyarakat.
Kebijakan yang dilakukan pemerintah pun dan berkurangnya kepercayaan investor terhadap kredibilitas pemerintahan yang sedang berjalan membuat persepsi negatif terhadap pasar sehingga berdampak terhadap penurunan IHSG. Keadaan ini masih ditambah dengan ketidakpastian kebijakan suku bunga The Fed.
Bergejolaknya bursa saham di Tiongkok sebagai akibat terjadinya spekulasi besar-besaran membuat saham-saham di negara tersebut berjatuhan. Kejatuhan ini tentunya akan membawa imbas bagi pergerakan saham di bursa saham lainnya tak terkecuali Indonesia. Pada pekan akhir di bulan Juli, IHSG ditutup pada level sebesar 4856.59 atau turun sebsar 0.94% bila dibandingkan dengan penutupan pada pekan sebelumnya.
Rupanya bulan Agustus masih belum membawa angin yang positif bagi pergerakan IHSG di bulan Agustus ini. IHSG kembali ditutup pada level yang lebih rendah daripada bulan sebelumnya yaitu berada pada angka sebesar 4509. Pergerakan negatif IHSG masih dibayangi dengan semakin terpuruknya nilai rupiah yang mulai menyentuh kisaran 14.000 per Dolar AS sebagai akibat devaluasi Yuan yang dilakukan oleh pemerintah Tiongkok.
Hingga akhir September kinerja bursa saham di Indonesia juga masih belum menunjukkan aura positif yang kuat. Meski sempat ditutup menguat pada akhir September ini akan tetapi gejolak baik yang bersifat internal maupun eksternal masih akan terus membayangi fluktuasi nilai saham selama beberapa waktu ke depan.
c.       Inflasi
Berdasarkan data inflasi yang diumumkan oleh BPS, pada bulan Juli lalu inflasi tercatat berada pada angka 0.93% atau naik dari bulan sebelumnya yang mencapai angka sebesar 0.54%. Meskipun demikian, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, angka ini rupanya memiliki besaran yang sama persis.
Meskipun demikian angka tersebut masih tergolong masih terkendali karena angkanya berada di bawah level 1%, mengingat bahwa pada bulan Juli tingginya angka inflasi didominasi oleh inflasi yang terjadi di sektor transportasi dan bahan makanan.
Hal ini tentu tidak mengejutkan karena bulan Juli adalah bulan Ramadhan dan sekaligus momen lebaran sehingga tradisi masyarakat Indonesia yang melalukan mudik setiap lebaran tentunya memicu terjadinya inflasi di sektor transportasi. Naiknya permintaan terhadap bahan makanan dalam rangka merayakan lebaran juga turut menyumbang angka inflasi di bulan Juli ini.
Sedangkan pada bulan Agustus, inflasi mengalami penurunan. Inflasi bulanan berdasarkan angka BPS tercatat sebesar 0.39% dan 4.92% (yoy). Pasca lebaran membuat lonjakan inflasi yang sebelumnya didominasi dari sektor transportasi kembali ke posisi yang normal.
Turunnya tarif angkutan umum di bulan Agustus menjadi faktor yang menahan laju inflasi. Sedangkan pemicu inflasi di bulan Agustus sebagian besar berasal dari komoditi pangan dan sektor pendidikan seiring dimulainya tahun ajaran baru.
Inflasi tahun 2015 diproyeksikan akan berada dlam rentang 3,9% hingga 4,4 % yang artinya masih berada dalam range target Bank Indonesia sebesar 4 +/- 1 persen. Rendahnya inflasi sepanjang tahun 2015 ini merupakan sumbangan dari melemahnya permintaan domestik sebagai akibat dari pelambatan pertumbuhan ekonomi.
d.      Ekspor-Impor
Pada bulan Juli 2015, Indonesia masih mencatat surplus pada neraca perdagangan. Surplus kali ini merupakan surplus yang terbesar sepanjang tahun 2015 ini. Akan tetapi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yaitu bulan Juni, sebenarnya pada bulan Juli terjadi penurunan baik dari sisi ekspor maupun dari sisi impor.
Nilai impor pada bulan ini menyusut sebesar kurang lebih 22.4% bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Angka impor ini termasuk yang paling rendah dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Sedangkan bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, nilai ekspor menurun pada kisaran 15.5%.
Surplusnya neraca perdagangan Indonesia sebenarnya bukan berasal dari perbaikan kinerja ekspor, melainkan berasal dari semakin kecilnya angka impor. Surplus perdagangan bisa menjadi hal yang positif bagi indikator makroekonomi.
Akan tetapi kecilnya angka impor bisa jadi merupakan indikasi bahwa sektor industri di dalam negeri sedang menahan diri untuk tidak melakukan ekspansi atau justru bahkan mengurangi produksinya. Karena proporsi impor sebagian besar merupakan impor barang modal dan bahan baku.
Oleh karena itulah, diharapkan dengan paket kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah baik kebijakan seri I maupun seri II diharapkan dapat menjadi stimulus yang akan berdampak positif terhadap perekonomian.
Paket kebijakan II yang lebih menekankan pada perbaikan birokrasi dan perijinan diharapkan dapat memperbaiki iklim usaha di Indonesia sehingga dapat menjadi faktor penarik investor untuk menanamkan modalnya dan dalam setengah semester ke depan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi menuju target yang diharapkan.

Sistematika Perdagangan di Bursa Efek Indonesia
Saham, bukti right, waran, obligasi konversi adalah jenis-jenis efek yang diperdagangkan di BEI. Transaksi Di BEI dilakukan pada hari-hari yang disebut dengan Hari Bursa, yaitu:
Senin - Kamis
Sesi I
Sesi II
09.00 - 12.00 WIB
13.30 – 15.49.59 WIB
Jumat
Sesi Pertama
Sesi Kedua
09.00 – 11.30 WIB
14.00 – 15.49.59 WIB


Sistem perdagangan efek otomatis di Bursa Efek Indonesia adalah JATS (Jakarta Automated Trading System). Dilihat dari pembentukan harga efek yang terjadi di pasar, pembagian pasar terdiri dari pasar reguler dan pasar negosiasi. Pembentukan harga di pasar regular dilakukan dengan cara tawar menawar (auction market) secara terus menerus berdasarkan kekuatan penawaran dan permintaan. JATS akan manerima order jual dan beli. Order yang telah masuk akan tersusun dalam antrian berdasarkan harga dan waktu terbaik (prioritas harga dan waktu). Transaksi yang terjadi akan menentukan nilai indeks harga saham yang bersangkutan dan indeks harga saham gabungan. Pembentukan harga efek di pasar negosiasi dilakukan dengan negosiasi antara pihak penjual dan pihak pembeli (bukan lelang). Harga dari transaksi yang terjadi tidak akan menentukan indeks harga saham meskipun transaksi tadi tetap harus dimasukkan kedalam JATS.

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan Software Akuntansi MYOB & Accurate

Cara Record Transaksi MYOB

Mengelola Bukti Transaksi